Managerial Economics: Ilmu “Sapu Jagad”
Managerial Economics:
Ilmu “Sapu Jagad” agar Berkompetensi dalam Pembuatan Keputusan Ekonomi dan Manajemen
Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management System Lead Specialist
Banyak lulusan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Teknologi Industri (Teknik dan Manajemen Industri), maupun Program Pascasarjana Magister Manajemen (MM) atau Magister Teknik Industri (MT) yang seperti “kebingungan” ketika memasuki dunia PRAKTEK, seperti TIDAK TAHU apa-apa dalam membuat keputusan-keputusan manajerial yang berkaitan dengan bisnis, industri, ekonomi pembangunan, dll. Ketika disajikan data ekonomi dan bisnis, mereka seperti tidak memiliki “ilmu” apa-apa, padahal semua ilmu ekonomi (mikro dan makro), statistika, manajemen produksi, finance, accounting, marketing, decision making, dll telah dipelajari ketika mereka kuliah di perguruan tinggi.
FAKTA di atas menunjukkan bahwa meskipun kita telah belajar banyak mata kuliah TETAPI apabila pola berpikir kita ketika belajar setiap mata kuliah itu dilakukan secara PARSIAL (tidak terintegrasi dalam pola pikir SISTEM), maka tidak ada manfaat apa-apa dalam PRAKTEK di dunia nyata.
Lulusan pendidikan tinggi di atas, jika bingung ketika akan membuat keputusan-keputusan manajerial, maka saya meyakini “HAMPIR PASTI” mereka tidak pernah belajar Managerial Economics (Ekonomi Manajerial) dan/atau TIDAK MEMAHAMI secara benar serta TIDAK BERKOMPETENSI untuk mempraktekan Mangerial Economics (Ekonomi Manajerial) dalam dunia nyata untuk berbagai pembuatan keputusan ekonomi dan manajemen apa saja!
Jika demikian, apa itu Managerial Economics (Ekonomi Manajerial) yang sesungguhnya? Ekonomi Manajerial (Managerial Economics) bertujuan memberikan suatu kerangka kerja untuk menganalisis keputusan-keputusan manajerial. Paling sedikit Managerial Economics mengintegrasikan sekaligus sembilan mata kuliah inti di perguruan tinggi menjadi satu sistem pembuatan keputusan terintegrasi dalam bidang ekonomi dan manajemen (apa saja). Ke-9 mata kuliah inti itu adalah:
1. Ekonomi Makro (Macroeconomics)
2. Ekonomi Mikro (Microeconomics)
3. Matematika (Mathematics)
4. Statistika (Statistics)
5. Solusi Masalah & Pembuatan Keputusan (Problem Solving & Decision Making)
6. Manajemen Produksi dan Operasi (Production and Operations Management)
7. Manajemen Keuangan (Financial Management)
8. Manajemen Akuntansi dan Biaya (Accounting & Cost Management)
9. Manajemen Pemasaran (Marketing Management)
Daripada belajar ilmu-ilmu pengetahuan secara parsial yang TIDAK bermanfaat dalam dunia nyata (PRAKTEK), mengapa kita tidak mendesain saja kurikulum khusus untuk memperbanyak ilmu pengetahuan terintegrasi dalam sistem seperti: Ilmu “Sapu Jagad” Managerial Economics (Ekonomi Manajerial) yang bila perlu diberikan dalam bentuk: Pengantar Ekonomi Manajerial, Ekonomi Manajerial 1, Ekonomi Manajerial 2, Ekonomi Manajerial 3, Kapita Selekta Kasus-kasus Ekonomi Manajerial, dll.
Dengan demikian seorang lulusan perguruan tinggi dalam bidang Ekonomi, Manajemen, Teknik dan Manajemen Industri, akan berkompetensi menjadi manajer, karena tugas utama manajer adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan kinerja dari organisasi.
Pembelajaran Managerial Economics (Ekonomi Manajerial) sampai TUNTAS, apalagi ditambah metode pembelajaran modern: Problem-based Learning, akan menghasilkan lulusan S1 maupun S2 yang RUUUUAAARRR BIASA karena mampu berkompetisi secara global. Manajer di era informasi sekarang ini dituntut untuk MAMPU membuat keputusan yang EFEKTIF melalui “think through the problem” and “speak with data”!
Penggabungan 9 mata kuliah dalam sistem terintegrasi BUKAN parsial. Jika pengelola jurusan/fakultas ekonomi/manajemen/teknik industri adalah orang-orang yang memahami kebutuhan dunia nyata, maka mata kuliah managerial economics diberikan pada semester setelah 9 mata kuliah itu diberikan. Jika lebih cerdas lagi, maka 9 dosen mata kuliah akan dikumpulkan untuk pelatihan ekonomi manajerial, kemudian silabus setiap mata kuliah parsial dari 9 mata kuliah itu dirombak secara total agar semua bermuara pada pembentukan KOMPETENSI dalam managerial economics. Dengan demikian jangan ada lagi dosen matematika/statistika/teori ekonomi mikro/teori ekonomi makro/dst yang mengajar matematika/statistika/teori ekonomi mikro/teori ekonomi makro/dst TETAPI tidak berkaitan dengan managerial economics problems/issues. Demikian pula dosen-dosen mata kuliah yang lain tidak mengajar hal-hal yang tidak berkaitan dengan managerial economics problems/issues.
Jika lebih lebih cerdas lagi (cerdas kuadrat), maka semua mata kuliah dibuatkan modul pembelajaran ditambah case studies yang sesuai dengan penerapan baik pada kasus lokal (daerah) atau kasus nasional. Jika lebih lebih lebih cerdas lagi (cerdas kubik-pangkat tiga), maka metode pembelajaran berbasiskan Managerial Problem-based Learning melalui pembentukan kelompok-kelompok mahasiswa berukuran 4-5 orang untuk mendiskusikan kasus-kasus tentang managerial economics problems/issues. Jika lebih lebih lebih lebih cerdas lagi (cerdas pangkat empat), maka penulisan skripsi/tesis menggunakan studi kasus dalam managerial economics problems/issues. Hal itu baru rrruaaar biasa (lebih dari luar biasa). Tks.
Salam SUCCESS.
About Adi Susilo Jahja
Twitter •