mission_to_mars

image_print

 

INVASI MANUSIA KE PLANET MARS

Mars yang biasa disebut juga sebagai planet merah ini adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Planet ini dianggap bisa menjadi calon rumah kedua bagi manusia jika Bumi tidak lagi mampu menopang kehidupan.

Mars memiliki karakteristik geologis yang menakjubkan, seperti gunung berapi terbesar di tata surya yaitu Olympus Mons, memiliki wilayah vulkanik yang disebut sebagai daerah Tharsis dan Elysium, yang didalamya juga terdapat gunung-gunung api seperti Arsia Mons, Pavonis Mons, Ascraeus Mons.[1] Seperti halnya Bumi yang mengandalkan Bulan sebagai satelit, Mars memiliki dua buah Bulan yang mengitarinya yaitu: Phobos dan Deimos. Planet Mars memiliki siklus musim yang mirip dengan Bumi namun yang menjadi permasalahan adalah kandungan Oksigen di Mars sangat tipis sehingga tidak memungkinkan dihuni mahluk hidup.[2]

Keingintahuan manusia yang begitu besar terhadap Mars menyebabkan diluncurkannya berbagai pesawat antariksa tidak ber-awak ke planet tetangga ini baik yang bisa dikatakan sukses mau pun tidak, bahkan sebelum manusia mendarat di Bulan. Kini sebuah perusahaan dirgantara SpaceX sedang mengembangkan teknologi yang memungkinkan kelak manusia bisa mendarat disana.[3] Tapi memang bagi manusia untuk bisa mendarat di Mars merupakan tantangan berat.

Jarak Mars dari Bumi tak kurang dari 54 juta kilometer dan untuk mengirim astronaut kesana diperlukan pesawat antariksa jenis baru yang bisa dihuni berbulan-bulan, bisa membawa cukup persediaan untuk perjalanan pulang dan mampu melindungi dari radiasi kosmis.[4] Radiasi kosmis adalah bahaya yang mengancam siapa pun yang berada di luar medan magnet Bumi.[5] Astronaut akan rentan terhadap partikel cepat yang disebut sinar kosmis yang bisa merusak DNA dan sel otak. Selain bahaya radiasi, sekedar menyediakan air minum dan udara untuk bernapas untuk astronaut saja sudah merupakan tantangan tersendiri.[6]

Persoalan-persoalan ini baru sebagian dari sekian banyak masalah yang ada. NASA kini sedang berusaha mencari solusi untuk berbagai permasalahan tersebut dengan mengadakan misi simulasi di Bumi. Tapi simulasi ini memiliki berbagai keterbatasan, salah satunya karena tidak adanya gravitasi nol. Dalam Misi simulasi terbaru NASA, enam relawan dikurung selama satu tahun di habitat Mars tiruan, di lereng gunung berapi. Namun tidak ada satu eksperimen pun di Bumi yang mampu menyimulasikan dengan tepat perasaan terkurung di dalam kaleng kecil jutaan kilometer dari Bumi.[7]

Kini yang menjadi pertanyaan adalah apakah manusia mampu menyelesaikan misinya mendarat di planet merah? Intinya, dari sisi teknologi kita sudah jauh lebih dekat ke Mars daripada ke Bulan saat Presiden Kennedy menetapkan target itu pada 1961. Yang belum kita miliki sekarang adalah biaya yang luar biasa besar.[8] Namun seiring berjalannya waktu, dana yang diperlukan bisa saja diperoleh dan teknologi akan terus berkembang, memungkinkan segala yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin.

 

[1] Nanang Widodo, “Sekilas Pengamatan Planet Mars”, Hal. 15, LAPAN.

[2] Nanang Widodo, “Sekilas Pengamatan Planet Mars”, Hal. 16, LAPAN

[3] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 29.

[4] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 38.

[5] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 39.

[6] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 37.

[7] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 42.

[8] National Geographic Indonesia, November 2016, “Mars. Perlombaan Menuju Planet Merah”, hal 50.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *