pola pikir 1

image_print

RAGAM TATA PIKIR LOGIK 1
Metodologi penelitian dengan pendekatan positivistic mendudukkan tata Pikir logic relasi menjadi dominan, kalau tidak dapat dikatakan itu saja yang dikenalnya. Tata Pikir relasi yang dimaksudkan adalah tata Pikir korelasi, tata pikir sebab-akibat, dan tata Pikir relasi timbal-balik atau interaktif.
Metodologi penelitian dengan pendekatan rasionalistik mengenal tata Pikir logic lain di samping tata pikir relasi. Kesemua tata Pikir logic yang diperkenalkan di bawah ini merupakan alat yang dapat menjadi pilihan yang terbuka, yang satu dengan yang lain dapat dikombinasikan untuk mengkondtruksikan sejumlah konsep menjadi proposisi, hipotesis, postulat, aksioma, atupun untuk mengkonstruksi teori.
Klaster menghimpun dan mengklasterkan sejumlah tata Pikir logic. Kriteria pengklasteran untuk setiap klaster; dengan menggeser dimensi kriterianya mungkin sekali sesuatu istilah dipindahan ke klaster lain, atau disusun klaster baru dengan sejumlah istilah yang tersebar dalam banyak klaster menjadi satu klaster. Karena itu klaster yang ditampilkan jangan disebut sebagai taksonomi, cukuplah disebut klaster tata pikir logic. Keterbatasan jangkauan teoretik memungkinkan jumlah istilah dalam sesuatu klaser dapat terus ditambah; di samping tetap mungkin ditampilkan klaster-klaster baru. Untuk memudahkan, pemberian nama klaster dengan menggunakan alphabet dari A,B, dan seterusnya.
KLASTER A : Proses pemikiran kita sering mengikuti pola pikir genetic atau pola pikir historic atau pola pikir proses perkembangan; lawan dari pola pikir sistematik atas hakiki substantinya. Pola pikir genetic memaknai berbagai sesuatu bertolak dari asumsi bahwa segala sesuatu itu berkembang dari yang lebih elementer ke yang lebih sempurna. Perlu menjadi perhatian bagi pengguna pola Pikir genetic ini, untuk tidak selalu mengartikan yang lebih kemudian pasti lebih sempurna; karena mungkin merupakan perkembangan yang menyimpang, mungkindalam inovasi(terjadipenurunan kualitas secara terus menerus).atau kemungkinan lain.
Tata Pikir dalam klaster ini setidak-tidaknya dapat dikemukakan: 1) Pola Pikir evolusioner, yaitu pola pikir yang memaknai segala sesuatu itu berkembang, dan melalui proses panjang dalam arti waktu, di dalamnya ada proses tumbuh, adaptasi, seleksi, dan persaingan; dalam telaah makro: adaptasi dan sebagainya itu dalam arti perkembangan ontogenesa mengikuti perkembangan philogenesanya; dalam arti mikro perkembangan evolusioner adalah perkembangan fungsi intern dalam ontogenesanya sendiri. Dekat dengan pola pikir tersebut adalah 2) pola pikir historic, hal mana pemaknaan perkembangan dalam kaitan dengan waktu di masa lampau menjadi dominan. Pola pikir lain yang mengkait pada waktu adalah pola pikir prediktif, yang dapat di bedakan menjadi; 3) pola pikir prediktif linier, yaitu memperkirakan perkembangan berikut mengikuti perkembangan linier yang lampau,dan 4) pola pikir antisipatif. Pola pikir antisipatif mengakui tentang perkembangan yang linier terduga,dan tak terduga.dalam memprediksi masa depan pola pikir antisipatif memasukkan idealism, harapan perkembangan dengan yang secara aktif menciptakan kondisi agar perkembangan masa depan sesuai harapannya. Pola pikir antisipatif secara aktif membangun kondisi dan mengidealkan perkembangan ke masa datang.
.Pola Pikir genetik yang berikut 5) pola pikir kontekstual. Dalam pemaknaan genetik, pola pikir kontektual melihat keterkaitan atau berpadunya perkembangan masa lampau-kini-mendatang. 6) pola pikir morphogenetik. Pola pikir ini mengakui bahwa perkembangan itu dapat berlangsung kualitatif dan kuantitatif, serta dapat berlangsung berkelanjutan (seperti pola A.1 dan 2) dan dapat tidak berkelanjutan. Pola pikir morphogenetik dalam klaster A ini dengan dikombinasikan pola pikir klaster lain dapat dipakai untuk membangun grand theory atau untuk dasar sistimatisasi ulasan.
Teori evolusi dari Darwin mengikuti pola pikir genetik, khususnya pola evolusionir; teori genetic dari Mendel menjelaskan proses perubahan perkembangan biologik; teori perkembangan sejarah dari Toynbee mengikuti hukum kesejarahan, berarti mengikuti pola pikir ini, yaitu: teori evolusi dan teori rekonstruksi sejarah. Cara berpikir Alvin Toffler dan juga Daniel Bell di dominasi oleh pemikiran antisipatif. Studi perbandingan agama-agama Sematik sangat tepat disajikan dalam pola pikir genetik ini.

About Siti Safaria

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *