The Measurement Approach to Decision Usefulness

image_print

1 Overview

Pendekatan pengukuran untuk pengambilan keputusan memberikan implikasi yang lebih besar terhadap informasi nilai wajar yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini dikarenakan Akuntan mengambil sebuah tanggungjawab untuk memadukan segenap nilai wajar ke dalam suatu laporan keuangan yang terbatas didasari estimasi dengan logika reliabilitas serta adanya kewajiban dalam membantu investor untuk memprediksi nilai dan performa perusahaan. Pendekatan ini akan berguna apabila dalam penerapannya tidak mengorbankan / mengurangi nilai substansi informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun Sudut pandang ini tidak mungkin menggantikan akuntansi berbasis historical cost, adanya tuntutan suatu keseimbangan informasi yang berbasis historis dan berbasis nilai wajar ternyata lebih mengarah kepada nilai wajar. Alasannya,  terkait masalah yang melibatkan suatu efisinsi pasar sekuritas.  asar sekuritas tidak sepenuhnya efisien, ketergantungan pada pasar yang efisien untuk membenarkan berbasis biaya historis laporan keuangan dilengkapi dengan banyak pengungkapan tambahan, yang mendasari pendekatan perspektif informasi untuk kegunaan keputusan, terancam. Misalnya, jika investor secara kolektif yang tidak mahir mengolah informasi sebagai teori efisiensi mengasumsikan, mungkin kegunaan akan ditingkatkan dengan penggunaan lebih besar dari nilai wajar dalam laporan keuangan yang tepat.

2 Are Securities Markets Fully Efficieny?

Introduction

Muncul beberapa yang menjadi suatu pertanyaan, seberapa efisiensikah dalam suatu pasar sekuritas yang efisien? apakah dalam praktiknya para akuntan mengandalkan informasi tambahan pada catatan atas laporan keuangan yang berbasis pada biaya historis mampu menjadi andalan investor dalam pengambilan keputusan. Artinya, informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bagi investor apabila mampu memprediksi secara fundamental sehingga lebih mudah mengidentifikasi kegiatan dimasa yang akan datang. Aspek lain yang dapat dipertanyakan yaitu mengenai tingkat keyakinan investor terhadap baik buruk nya suatu keputusan yang diambil berdasarkan kepercayaan diri atas kemampuan menganalisis suatu informasi yang bisa jadi menimbulkan bias hasil keputusan. Jika informasi tersebut valid maka berguna untuk investor, praktik pengandalan pada informasi suplemen dalam catatan atas laporan keuangan di manapun, untuk melengkapi laporan keuangan berbasis biaya historis yg mungkin tidak efektif penuh dlm memberikan  informasi. Jika Pasar Sekuritas tidak efisien sepenuhnya pelaporan keuangan perbaikan (Restatement) mungkin berguna dalam mengurangi ketidakefisienan, sehingga bisa memperbaiki operasi  pasar sekuritas. Jadi, Rata-rata perilaku investor mungkin tidak berhubungan dengan teori keputusan rasional dan model investasi

Prospect Theory

Teori ini dimunculkan pada oleh Kahneman dan Tversky (1979), yang dimaksud oleh Teori Prospek adalah memberikan alternatif berbasis keperilakuan untuk teori keputusan sesuai dengan keputusan rasionalisme. Implikasi adanya Teori Prospek ini adalah investor yang mempertimbangkan investasi beresiko “prospek” akan melakukan evaluasian yang terpisah antara prospek untung dan rugi. Teori ini berbeda dengan teori-teori Keputusan lainnya karena investor mengevaluasi keputusan dilihat dari sisi efeknya pada kemakmuran total. Kebencian pada rugi atau selisih minus dari kemakmuran prospek yang akan diperoleh ini menunjukan ada nya konsep prilaku individu yang tidak suka walau terjadi kerugian sedikitpun. Adanya Efek disposisi yaitu investor menunjukkan perilaku pengambil risiko dengan respek pada rugi, investor menahan saham pada perusahaan yang mengalami rugi (loser) dan menjual saham perusahaan yang mengalami laba (winner). Asumsi yang digunakan dalam teori ini yaitu Loss Aversion dan Individu “memberi bobot” probabilitas nilai harapan suatu prospek.

Is Beta Dead?

Untuk menjawab itu kita bisa melihat pada implikasi CAPM adalah beta saham sebagai faktor determinan spesifik perusahaan tunggal atas return yang di harapkan pada saham. Kemudian Fama & French (1992) menemukan bahwa (1) beta & CAPM memiliki kemampuan kecil dalam menjelaskan return saham. (2) Nilai buku atau harga pasar saham serta ukuran perusahaan memiliki kekuatan eksplanatori. (3) Pasar bergerak seakan risiko perusahaan meningkat dengan Nilai buku atau harga pasar saham  dan menurun dengan ukuran perusahaan, bukan dengan melihat BETA (4) Tidak konsisten dg perilaku investor rasional dan pasar sekuritas efisien.

 

Excess Stock Market Volatility

Apakah Pasar Efisien? CAPM beranggapan bahwa beta dan tingkat bunga bebas risiko konstan hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu a. hanya perubahan dalam return pada portofolio pasar (E(RMT)) yg menyebabkan perub dlm return saham-j b. Determinan fundamental (E(RMT)) adalah dividen harapan agregat diantara semua perusahaan dalam pasar c. Semakin tinggi dividen harapan agregat, semakin banyak investor akan investasi dalam pasar d. Akibatnya, jika pasar efisien, perubahan dalam (E(RMT)) hrnya tidak menyebabkan perubahan dalam dividen harapan agregat.

Efficient Securities Market Anomalies

Terdapat bukti yang menguatkan bahwa Investor yang Rasional yang membentuk Pasar Efisien. Alasannya, pasar tidak bisa merepon pada informasi secara pasti, seperti prediksi teori efisiensi. Harga butuh waktu lama untuk bereaksi atas informasi Laporan Keuangan. Kemudian adanya return abnormal mengikut rilis informasi. Sehingga Istilah Anomali Pasar Sekuritas Efisien muncul karena pengaruh mengambang pasca pengumuman dan adanya Respon Pasar pada Akrual.

Implications of Securities Market Inefficiency for Financial Reporting

Ukuran bahwa pasar tidak secara penuh efisien terlihat dari apakah ada kegunaan yang ditingkatkan dengan pentingnya pelaporan keuangan. Perdagangan Noise, dimana harga bisa dibiaskan keatas atau kebawah relatif pada nilai fundamentalnya, akibatnya investor rasional termasuk analisnya akan menemukan penilaian salah ini dan mengambil manfaatnya. Inefisiensi Pasar mendukung perspektif pengukuran.

3 Other Reason s Supporting A Measurement  Approach

Kemanfaatan keputusan Pelaporan Keuangan bisa ditingkatkan dengan perhatian yang ditingkatkan pada pengukuran Pasar tidak seefisien yang diyakini dan Laba menjelaskan hanya sedikit perubahan harga di sekitar tanggal pengumuman laba, porsi ini semakin menurun atau semakin meningkatkan harga saham. Teori surplus bersih (CST) menyatakan bahwa nilai pasar perusahaan dapat dinyatakan dari sisi variabel laba rugi dan neraca. CST juga menerapkan beberapa basis akuntansi, tetapi menunjukkan bahwa nilai persh tergantung pada variabel akuntansi fundamental,  konsisten dengan Perspektif Pengukuran. Perhatian yg meningkat pada aspek pengukuran didukung oleh lebih banyak pertimbangan praktis.

4 The Value Relevance of Financial Statement Information

Dalam hal ini kita melihat dalam riset-riset akuntansi yang banyak menemukan bahwa harga saham merespon kandungan informasi laba/rugi dan Riset ERC menunjukan bahwa pasar yang canggih mampu memiliki kemampuan mengekstrak implikasi nilai dari Laporan Keuangan atas dasar Historical Cost. Relevanti Nilai yaitu ukuran seberapa besar informasi laporan keuangan memiliki efek material pada return dan harga saham. Lev (1989) mengungkapkan pasar memiliki respon kecil, terdapat perbedaan signifikansi statistik dan praktisi. Menurut Statistik mengukur relevansi nilai seperti Relevansi Nilai dan ERC secar asignifikan berbeda dengan nol walaupun sangat kecil. Relevansi nilai rendah atas laba menyarankan bahwa ada ruang bagi akuntan untuk meningkatkan kemanfaatan Laporan Keuangan.

5 Ohlson’s Clean  Surplus Theory

Teori Surplus Bersiah Ohlson—CST dikemukakan oleh (Feltham & Ohlson (1995) intinya a. memberikan kerangka kerja yg konsisten dengan Perspektif Pengukuran b.  Menunjukkan bagaimana nilai psar perusahaan dapat dinyatakan dr sisi komponen neraca dan laba rugi c. Berasumsi bhw ada kondisi ideal dalam pasar, termasuk irelevansi dividen d. Sukses dalam menjelaskan dan memprediksi nilai perusahaan secara aktual e. Menyatakan bahwa determinan fundamental nilai perusahaan adalah arus dividen. Dari pernyataan diatas teori ini mendukung Perspektif Pengukuran.

6 Auditor’s Legal Liablity

Sumber tekanan bagi Perspektif Pengukuran muncul sebagai reaksi pada kegagalan (keuangan) perusahaan yg menyebabkan kegagalan pelaporan keuangan, penalaran itu antara lain adalah dilihat dari Kegagalan utang & tabungan melibatkan pelaporan yang dinyatakan terlalu besar aset pada neraca auditan serta Auditor bekerja di bawah tekanan manajemen untuk mnyimpang dan“memperlunak” PABU agar Persyaratan modal, target laba dan/atau ramalan analis tercapai. Untuk melindungi tekanan dan kewajbian potensial perilaku etis kepentingan jangka panjang profesi audit/akuntansi dilayani tidak dengan menghasilkan laporan auditan dengan tekanan manajemen untukmemperlunak PABU serta Menerapkan akuntansi konservatif. Dengan demikian, Perspektif pengukuran berjalan dalam problema reliabilitas (walaupun semakin relevan).

7 Conclutions on The Measurement Approach to Decisions Usefulness

Perspektif informasi tentang pelaporan keuangan adalah konten untuk menerima biaya perolehan, dan mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan kegunaan kepada investor. Bentuk pengungkapan tidak masalah, karena diasumsikan bahwa ada cukup rasional, investor informasi dengan cepat dan benar menggabungkan bentuk yang wajar dalam harga pasar yang efisien. Penelitian empiris yang menunjukkan bahwa pasar menemukan informasi laba bersih setidaknya untuk menjadi berguna. Akibatnya, penelitian empiris dalam perspektif informasi cenderung menerima harga pasar yang efisien dan untuk mengevaluasi manfaat informasi akuntansi dalam hal hubungannya dengan harga pasar ini.

Namun, ada sejumlah pertanyaan tentang perspektif informasi.Pertama, pasar surat berharga mungkin tidak sepenuhnya efisien seperti sebelumnya telahpercaya, menunjukkan bahwa investor mungkin perlu bantuan dalam mencari tahu penuhimplikasi dari informasi akuntansi untuk pengembalian masa depan. Kedua, “pangsa pasar”dari 2 sampai 5% untuk laba bersih tampaknya rendah dan, meskipun dukungan teoritis, telahsulit untuk menemukan banyak reaksi pasar langsung sama sekali untuk akuntansi-laba noninformasi. Selain itu, tanggung jawab hukum dapat memaksa akuntan untuk meningkatkan penggunaan nilai wajar dalam laporan keuangan. Tentu saja, karena alasan kehandalan, perspektif pengukuran akan pernah meluas ke satu set lengkap laporan keuangan secara nilai wajar. Sebagai contoh, Historis Biaya tidak mungkin dipindahkan sebagai dasar akuntansi utama untuk aset modal.

 

REFERENSI

 

Scott, William R., 2012, Financial Accounting Theory, Sixth Edition, University of Waterloo.

About Rizal Mawardi

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *