Common biases Dalam Penelitian

image_print

Common biases

  1. Ketersediaan Heuristik (Biases Emanating from the Availability Heuristic)

Heuristik adalah seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan. Heuristik yang berkaitan dengan pemecahan masalah adalah cara menujukan pemikiran seseorang dalam melakukan proses pemecahan sampai masalah tersebut berhasil dipecahkan.

Individu menilai frekuensi, probabilitas, atau kemungkinan penyebab kejadian berdasarkan tingkat kejadian atau kejadiannya yang tersedia di memori. Suatu peristiwa yang membangkitkan emosi dan hidup, mudah dibayangkan, dan spesifik akan lebih mudah “tersedia” dalam ingatan. Akankah sebuah peristiwa yang bersifat tidak emosional, hambar, sulit dibayangkan, atau terlalu banyak. Sejak kejadian sering terjadi umumnya lebih mudah terungkap dalam diri kita, heuristik ini sering mengarah pada penilaian yang akurat. Namun, karena ketersediaan informasi juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terkait dengan frekuensi obyektif dari kejadian yang dihakimi, heuristik ini keliru.

  • Bias 1 : Kemudahan recall

Individu menilai kejadian yang lebih sering diingat dari ingatan, berdasarkan pada keadaan hidup atau tingkat keparahan, menjadi lebih banyak daripada frekuensi yang sama yang keadaannya kurang mudah diingat.

Misalnya :

  1. Pikirkan kebanyakan orang meninggal karena perang dan kelaparan daripada penyakit jantung;
  2. Membeli asuransi untuk bencana alam yang baru saja Anda alami.
  • Bias 2 : pengambilan kembali (Retrievability)

Individu bias dalam menilai frekuensi kejadian berdasarkan struktur ingatan mereka yang mempengaruhi proses pencarian.

Misalnya :

  1. Kata-kata yang dimulai dengan huruf “a” yaitu Aset atau “a” sebagai huruf ke-3 yaitu Bank
  2. SPBU (di tempat yang sama): orang-orang ingat satu lokasi produk dan mengatur pikiran mereka sesuai dengan itu.
  • Bias 3 : Asosiasi yang diasumsikan (Intensitivitas terhadap Ukuran Dasar = prevalensi atas keseluruhan)

Individu cenderung melebih-lebihkan probabilitas dua peristiwa yang terjadi bersamaan berdasarkan jumlah asosiasi serupa yang mudah diingat, baik dari pengalaman atau pengalaman sosial.

Misalnya :

  1. Orang bisnis berfantasi tentang kesuksesan dan tidak memperhitungkan penilaian kegagalan
  2.  Universitas lebih memilih siswa dengan nilai tinggi, bahkan jika itu karena sistem penilaiannya lunak
  3. Orang-orang menghukum perilaku orang lain yang mengarah pada hal yang buruk bahkan jika hasil buruk tersebut membawa suatu perubahan. (Earning Management)
  • Keterwakilan Heuristik (Biases Emanating from the Representativeness Heuristic)

Individu menilai kemungkinan terjadinya fenomena dengan kemiripan kejadian dengan stereotip mereka pada kejadian serupa. Dalam banyak kasus, representativeness heuristic adalah pendekatan yang baik. Namun, hal itu dapat menyebabkan keputusan yang buruk dalam kasus bahwa informasi tidak memadai dan informasi yang lebih baik ada (Anda tidak bisa menilai buku dari sampulnya.)

Ketidakpekaan terhadap tingkat dasar Individu cenderung mengabaikan tingkat dasar dalam menilai kemungkinan kejadian bila ada informasi deskriptif lain yang diberikan walaupun tidak relevan.

  • Bias 4 : Ketidakpekaan terhadap ukuran sampel

Individu sering gagal untuk menghargai ukuran sampel dalam menilai kemampuan referensi dari informasi sampel.

Misalnya :

Kesalahan yang disebabkan oleh salah spesifikasi populasi juga umum terjadi dalam survei pemilihan konsumen, dengan contoh umumnya hanya terdiri dari para ibu rumah tangga tidak menyertakan kaum laki-laki, wanita yang bekerja dan mahasiswa karena keadaan mereka yang relatif tidak memungkinkan terjangkau.

  • Bias 5 : Kesalahpahaman tentang Peluang

Individu mengharapkan bahwa urutan data umum oleh proses acak akan terlihat “acak,” bahkan jika urutannya terlalu singkat untuk harapan tersebut secara statistik tidak valid.

Misalnya :

Jika Anda memiliki 5 anak laki-laki, kemungkinan anak laki-laki ke 6 adalah 50%. Orang menginginkan berpeluang terlihat acak (THTHT bukan TTTHHH).

  • Bias 6 : Regresi ke rata-rata

Individu cenderung mengabaikan fakta bahwa kejadian luar biasa cenderung mengalami kemunduran pada uji coba rata-rata.

Misalnya :

Jika tahun ke-1 terjadi Keberhasilan, lalu tahun ke 2 Anda mengalami Kegagalan, Anda akan terasa seperti tahun ‘buruk’. Terkadang kita mengharapkan terjadinya Keberhasilan, tapi sering kali tidak.

  • Bias 7 : Kesalahan konjungsi

Individu secara salah menilai bahwa konjungsi (dua peristiwa terjadi bersamaan) lebih mungkin terjadi daripada serangkaian kejadian yang lebih global dimana konjungsinya adalah subset

Misalnya :

Seseorang berfikir saat menjadi bankir dan feminis tidak pernah lebih mungkin daripada penilaian yang lebih besar dari pada mengarah ke teller bank.

  • Konfirmasi heuristik (Biases Emanating from the Confirmation Heuristic)

Individu melakukan penilaian dengan memulai dari nilai awal dan menyesuaikannya untuk menghasilkan keputusan akhir. Nilai awal mungkin disarankan dari preseden historis, dari cara mempresentasikan masalahnya, atau dari informasi acak.

  • Bias  8 : Perangkap konfirmasi

Individu cenderung mencari konfirmasi informasi untuk apa yang mereka anggap benar dan mengabaikan pencarian untuk bukti yang tidak dapat dikonfirmasi.

Misalnya :

  1. Ingatan kita yang dirancang untuk mengambil informasi dari ingatan tersebut. Jadi info yang sesuai dengan hipotesis mudah diakses.
  2. Selektif Waktu dan Usaha

Jadi cari dulu info yang paling mungkin berhasil / berguna. Saat mencari informasi, Anda memulai dengan mencari info yang mengonfirmasi pemikiran Anda (Rekomendasi karyawan baru).

  • Bias 9 : Penyesuaian jangkar tidak mencukupi (Anchoring and Adjustment)

Individu membuat perkiraan untuk nilai berdasarkan nilai awal dan biasanya membuat penyesuaian yang tidak memadai dari “jangkar” ini saat menetapkan nilai akhir.

Misalnya :

  1. Mengembangkan perkiraan dengan memulai dengan menjangkarkan awal berdasarkan informasi apa saja yang disediakan (Budgeting)
  2. Pertama mencari informasi yang sesuai dengan jangkar daripada tidak sesuai dengan jangkar (Estimasi Penyusutan)
  • Bias 10 : Peristiwa konjungtif dan disjungtif

Individu menunjukkan bias terhadap perkiraan probabilitas kejadian konduktif dan meremehkan probabilitas kejadian disjungtif.

Misalnya:

Mengambil kelereng merah dari tas yang berisi kelereng warna warni, apa peluangnya?

  1. Melebih-lebihkan peristiwa konjungtif (yang terjadi bersamaan, semua kejadian perlu terjadi)
  2. Meremehkan kejadian disjungtif (yang terjadi secara independen, salah satu dari banyak peristiwa harus terjadi)
  • Biases Generally

Bias 11 :

  • Terlalu percaya diri

Individu cenderung terlalu percaya diri akan kemungkinan penilaian mereka bila sering-sering menanggapi pertanyaan yang sangat sulit.

  • Pandangan dan kutukan pengetahuan

Setelah mengetahui apakah suatu peristiwa terjadi atau tidak, individu cenderung terlalu tinggi menilai sejauh mana mereka telah menentukan hasil yang benar.

About Rizal Mawardi

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *