Menciptakan Loyalitas Merek kuat

Strategi perusahaan yang kuat akan menentukan kemenangan perusahaan di pasar. Perlu diberikan penghargaan yang lebih bagi karyawan/pegawai yang dapat membawa merek perusahaan dan  dapat menyusun strategi yang efektif serta inovatif. Banyak perusahaan yang berhasil memperoleh keunggulan bersaing dengan memiliki teknologi yang tepat dan canggih.

Perusahaan-perusahaan yang berhasil meraih merek yang kuat adalah perusahaan yang berhasil dalam menciptakan merek dalam benak pelanggan. Pelanggan yang loyal adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar tinggi pada industrinya masing-masing. Perusahaan yang memiliki kemampuan inovasi sangat baik, strategi komunikasi yang efektif kepada pelanggan, mampu mengedukasi pasar sesuai dengan yang diinginkan dan mungkin juga hebat dari berbagai dimensi lainnya. Yang perlu diingat bahwa perusahaan-perusahaan yang terlihat hebat dalam strategi pemasaran dan implementasinya adalah perusahaan yang mempunyai tim pemasaran yang baik.

Aaker (1997) loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan merek tersebut.

Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek tinggi, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing tidak dapat dengan mudah mempengaruhi pelanggan. Dengan demikian, brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.

Pada sebuah perusahaan, loyalitas merek merupakan masalah yang perlu mendapatkan prioritas utama. Perusahaan yang memiliki masalah dalam loyalitas harus segera melakukan evaluasi diri, Kehilangan pelanggan yang loyal mengakibatkan kehilangan aset yang cukup penting. Perusahaan harus mampu mempertahankan tim pemasarannya dan mampu menjadikan strategi pemasaran sebagai keunggulan bersaing pada industrinya. Kinerja pasar dikatakan bagus, bila perusahaan memiliki Value Added Marketing yang tinggi. Dengan demikian tim pemasaran perlu menjaga hubungan baik, komunikasi positif kepada pelanggan dan selalu mengevaluasi loyalitas pelanggan secara periodik serta tidak perlu menunggu penjualan turun.




KONSEP DASAR MATEMATIKA (dalam Ekonomi & Bisnis)

Pendahuluan

Matematika merupakan suatu alat analisis yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu, salah satunya ilmu ekonomi. Karena fungsinya sebagai salah satu alat (analisis), maka matematika bersifat pendukung. Keberadaan ilmu matematika diharapankan dapat memudahkan seseorang memahami ilmu yang diperlajarinya. Misalnya dalam ilmu ekonomi, perilaku pelaku ekonomi (konsumen) dimodelkan dalam sebuah fungsi matematika, sebagai implikasi dari teori-teori yang ada (hukum permintaan, teori utilitas dll). Ada beberapa kelebihan yang dimiliki matematika sebagai alat analisis, seperti :

  • “Bahasa” yang digunakan lebih ringkas dan tepat.
  • Kaya akan dalil-dalil matematis sehingga mempermudah pemakaiannya.
  • Mendorong kita untuk menyatakan asumsi-asumsi secara jelas.
  • Memungkinkan penyelesaian kasus dengan n

Meskipun demikian, pemakaian matematika sebagai alat analisis juga tidak luput dari kekurangan, salah satunya keterbatasan dalam hal asumsi yang dimiliki. Pemakaian asumsi menjadi keharusan dalam matematika, hal ini terlalu menyederhanakan permasalahan yang ada sehingga analsis terhadap permasalahan ekonomi terkadang menjadi terlalu sempit. Selain itu, pendekatan matematika dalam ekonomi juga mengharuskan segalanya dikuantitatifkan (numerikal). Memang pendekatan angka (kuantitatif) lebih bersifat universal, tapi tidak segala sesuatu dapat didekati dengan pendekatan angka.

Oleh karena itulah, pendekatan (alat analisis) dalam ilmu ekonomi seharusnya lebih komperhensif, tidak sebatas pada pendekatan secara matematik saja, tetapi juga memahami konteks keilmuan yang ada, sehingga analisis yang sifatnya kualitatif juga dapat dilakukan.

Dalam memahami alat matematika untuk analisis ekonomi ada beberapa hal dasar yang perlu dipahami, seperti: model matematika, bilangan, operasi aljabar, dan teknik-teknik lainnya seperti penyederhanaan dan pemfaktoran.

Model Matematika

Dalam matematika, model biasanya direpresentasikan oleh persamaan/fungsi matematis dan kurva/grafik. Dalam model matematik, ada beberapa unsur yang perlu dikenalkan, seperti: variabel, parameter dan konstanta.

  • Variabel diartikan sebagai sesuatu yang besarnya dapat berubah. Dalam ekonomi, misalnya harga, laba, pendapatan, biaya dan lain-lain.
  • Parameter biasa disebut sebagai koefisien dari suatu variabel. Singkatnya, angka yang menjelaskan karakter suatu variabel.
  • Konstanta merupakan besaran/angka yang nilainya tidak berubah. Contohnya k, 1000, dan lain-lain.

Sistem Bilangan

Penggunaan angka (bilangan) merupakan suatu keniscayaan di dalam matematika, oleh karena itu setidaknya kita mengenal dengan baik kategorisasi/pengelompokan bilangan itu sendiri. Guna memudahkan pengelompokan bilangan di bawah terdapat Bagan Sistem Bilangan.

Awal mulanya jenis bilangan yang dikenal adalah bilangan asli, setelah itu kita mengenal bilangan cacah dan akhirnya mengenal bilangan bulat. Bagan Sistem Bilangan memulai dari keberadaab bilangan bulat (karena bilangan cacah dan asli masuk dalam bilangan bulat) yang dilanjut dengan bilangan pecahan. Gabungan antara bilangan bilangan bulat dengan pecahan disebut dengan bilangan rasional. Setelah itu munculkah bilangan irrasional. Bilangan irrasional secara sederhana adalah bilangan dalam bentuk desimal yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan, misalnya . Gabungan bilangan rasional dan irrasional ini dikatakan sebagai bilangan real (nyata). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ditemukan juga bilangan tidak nyata (imajiner), yaitu negatif akar () yang biasa disimbolkan dengan i.

  • Bilangan Bulat : …., -2, -1, 0, 1, 2, ….
  • Bilangan Pecahan :

  • Bilangan Rasional : perbandingan antara dua bilangan bulat.
  • Bilangan Irrasional : bilangan yang tidak dapat ditunjukkan sebagai perbandingan dua bilangan bulat. Misalnya : , π, dll.
  • Bilangan Nyata/Real : bilangan yang mengisi seluruh kekosongan antara bilangan bulat.
  • Bilangan Tak Nyata/Imajiner : merupakan akar dari bilangan negatif. Diyakini keberadaannya tapi tidak diketahui posisinya dalam garis bilangan, contohnya : ,  dll

Eksponen dan Radikal

Bilangan eksponen adalah bilangan berpangkat. Semua bilangan dapat dipangkatkan, tetapi tidak semua bilangan dapat menjadi pangkat. Hanya bilangan rasional saja yang dapat menjadi pangkat suatu bilangan.

Sifat-sifat Eksponen :

Operasi Aljabar

Operasi hitung yang dikenal dalam matematika ada empat; penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x) dan pembagian (:). Selain operasi hitung dikenal pula sifat-sifat yang terdapat dalam operasi hitung itu sendiri, seperti sifat komutatif, assosiatif, distributif, dan lain-lain. Tidak semua sifat berlaku dalam operasi hitung. Mungkin sifat tertentu hanya berlaku pada operasi tertentu saja dan operasi tertentu hanya memiliki beberapa sifat saja. Berikut akan dijelaskan sifat-sifat pada operasi aljabar.

  • Komutatif.

Sifat atau hukum komutatif merupakan sifat yang berlaku pada operasi penjumlahan dan perkalian. Dimana operasi kedua bilangan tidak ditentukan oleh urutannya.

  • Assosiatif

Sifat atau hukum assosiatif digunakan pada operasi penjumlahan dan perkalian yang terjadi pada lebih dari dua bilangan. Dimana hasilnya akan sama apabila operasi bilangan dilakukan dengan urutan yang berbeda.

  • Distributif

Sifat atau hukum distributif digunakan pada dua operasi yang berbeda.

  • Pembatalan

Sifat pembatalan biasa digunakan untuk menyederhanakan operasi hitung pada bilangan.

  • Unsur Penyama

Jika suatu bilangan dioperasikan dengan suatu bilangan lain menghasilkan bilangan itu sendiri, maka lain tersebut dikatakan sebagai unsur penyama bagi operasi hitung tersebut. Misalnya bilangan 0 merupakan unsur penyama bagi penjumlahan dan pengurangan. Sedangkan 1 merupakan unsur penyama bagi perkalian dan pembagian.

  • Kebalikan

Jika suatu bilangan dioperasikan dengan bilangan lainnya menghasilkan unsur penyamanya, maka bilangan lainnya itu merupakan kebalikan dari bilangan aslinya.

Pemfaktoran

Pemfaktoran merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menyederhanakan pernyataan matematika. Suatu faktor adalah satu diantara pengali-pengali yang terpisah dalam suatu hasil kali.

Proses pemfaktoran dimulai dengan cara mencari nilai-nilai bersama pada suatu pernyataan matematika. Berikut contoh-contohnya :




Diet yang sehat dan alami

Diet tapi gak turun juga? Dibawah ini beberapa kesalahan dalam melakukan diet sehat:

  1. Sengaja melewatkan makanan utama, padahal cara ini akan cenderung membuat kamu mengemil makanan-makanan ringan di sela waktu makan utama.
  2. Menyepelekan kandunan makanan ringan, padahal ada beberapa cemilan yang jumlah kalorinya tidak disangka banyak. Jadi jangan lupa memeriksa label nutrisi sebelum ngemil.
  3. Mengonsumsi minuman yang mengandung kalori banyak, niatnya memang menghindari makanan berkalori tinggi dan beralih ke minuman manis seperti kopi dengan krim ataupun minuman soda. Padahal minuman-minuman semacam itu jumlah kalorinya tidak kalah dibandingkan dengan makanan yang berusaha kamu hindari.
  4. Kurang mengonsumsi air putih karena mengira hal itu justru akan membuat gemuk, padahal air mineral penting untuk meningkatkan metabolisme.
  5. Menetapkan target berat badan turun yang tidak realistis, contohnya niat mengurangi berat badan 5 kilogram seminggu. Hal ini malah akan memicumu untuk melakukan segala cara agar berat badan turun termasuk cara diet tak sehat. Akhirnya kamu bisa stress dan makan lebih banyak.



Daftar jurnal Scopus & yang diberhentikan Maret 2017

Scopus 2017

Daftar jurnal yang diberhentikan dari Scopus – Februari 2017

https://www.elsevier.com/__data/assets/excel_doc/0019/212275/Discontinued-sources-from-Scopus_Feb2017.xlsx




EKONOMI AKHLAQIAH

EKONOMI ISLAM adalah EKONOMI AKHLAQIAH

 

Oleh : Puji Hadiyati

Perbanas Institute

 

Islam, ajaran yang sangat mengedepankan pentingnya akhlak dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Ekonomi Islam adalah suatu sistem atau konsep ekonomi akhlaqiah yang tujuan utamanya mencapai kesejahteraan untuk seluruh umat manusia. Pentingnya penerapan akhlak tersebut atas dasar pemahaman bahwa segala aktivitas manusia tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Besarnya kepedulian Islam terhadap penerapan akhlak mulia ditunjukkan dengan diutusnya Rasulullah SAW ke muka bumi yang kemudian menjadi sauri tauladan bagi seluruh umat manusia. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Bukhari yang berbunyi “sesungguhnya aku (Muhammad) diutus ke dunia untuk menyempurnakan kemualiaan akhlak”. Konsep penerapan akhlak tersebut ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam setiap aspek kehidupan, tak terkecuali dalam bidang ekonomi (seperti dalam kegiatan jual beli dan utang piutang, juga saling membantu antar sesama). Akhlak berekonomi dalam Islam dimanifestasikan dengan cara memastikan tercapainya keadilan sosial dengan melarang riba dalam sega bentuknya, menerapkan zakat, memberikan motivasi agar setiap individu berjuang dan berdaya untuk terhindar dari kemiskinan. Cara lain yang dilakukan mendorong para pemilik modal menrapkan konsep bagi hasil (Profit and Loss Sharing).

Islam mendorong umatnya untuk melakukan berbagai ativitas ekonomi dengan landasan akhlak sehingga setiap aktivitas ekonominya bernafaskan ilahiah dengan tujuan agar upaya mencapai kepentingan dunia tidak berjalan liar, melanggar berbagai aturan atau menyakiti pihak lain, namun sebaliknya dilakukan dengan batasan-batasan wajar dan menghormati hak orang lain. Melalui konsep ini diharapkan tidak akan ada jurang pemisah antara kepentingan dunia dan akhirat, sebab Islam tidak pernah memisahkan kehidupan duniawi dan ukhrawi. Keduanya saling beriringan dalam upaya mencapai satu tujuan, yakni keridhaan Allah SWT. Umat Islam didorong untuk mencapai kehidupan di akhirat melaui dunia, dan sebaliknya mencari dunia dengan motivasi untuk kebahagiaan di akhirat. Sehingga kesejahteraan yang akan dicapai tujuan akhirnya adalah untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah).

Untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat tersebut maka wajib hukumnya bagi seorang Muslim meyakini sepenuhnya bahwa hanya hukum Allah yang terbaik dan dapat menyelesaikan seluruh permasalahan manusia di muka bumi, termasuk dalam bidang ekonomi. Hal ini secara jelas difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 50 yang berbunyi: “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”

Melalui ayat tersebut, maka jelas Allah telah menetapkan bahwa yang terbaik bagi orang-orang yang beriman adalah mengikuti aturan-Nya dan meneladani Rasulullah. Oleh sebab itu, tunggu apalagi bagi kaum Muslim selain kembali menjalankan sistem Ekonomi dengan konsep Ekonomi Akhlaqiah atau Ekonomi Islam. Dengan penerapan ekonomi akhlaqiah diharapkan seluruh problematika yang muncul akibat manusia keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, seperti merajalelanya praktik ribawi dalam aktivitas ekonomi, berkembangbiaknya teori manipulasi nilai uang yang menyebabkan melebarnya jurang antara si kaya dan si miskin dan berbagai masalah ketidak adilan dalam berekonomi akan dapat diatasi. Wallahu’alam bis showab.