Fungsi Pendapatan Nasional

Pendapatran Nasional adalah Jumlah seluruh nilai output (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara selama jangka waktu tertentu.

Perhitungan pendapatan nasional dilakukan dengan 3 macam pendekatan: pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

Dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran oleh seluruh sektor di suatu negara.

Sektor-sektor perekonomian tersebut adalah:

  • Sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C)
  • Sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh badan-badan usaha (I)
  • Sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah (G)
  • Sektor perdagangan internasional dicerminkan oleh selisih antara ekspor dan impor negara tersebut (X -M)

Jadi pendapatan nasional:

Y = C + I                                                      untuk perekonomian 2 sektor

Y = C + I + G                                             untuk perekonomian 3 sektor

Y = C + I + G + (X  – M)                        untuk perekonomian 4 sektor (model perekonomian terbuka)




Jurnal Terindex Scopus Bidang Manajemen Bisnis – Maret 2017

Jurnal Terindex Scopus Bidang Manajemen Bisnis

Informasi tentang pembayaran dapat dilihat pada website jurnal yang bersangkutan. Meski beberapa jurnal diberi keterangan “free”, mungkin saja mereka meminta pembayaran setelah naskah direview dan diterima, atau penulis diminta untuk ikut dalam membership jurnal.
Sumber: SBM UUM




Jus Untuk Diet Tomat Campur Mentimun

Bahan-bahan :

  • Tomat cincang 3 1/2 cangkir
  • Mentimun potong dadu 2 cangkir
  • Selederi segar 1 batang
  • Lada merah 1/2 sendok teh
  • Lada hitam 1/2 sendok teh
  • Garam dapur 1/2 sendok teh

Cara Membuat Jus Tomat Mentimun :

  1. Masukkan tomat, timun dan daun seledri ke dalam blender. Lalu proses sampai halus dan tercampur dengan rata.
  2. Selanjutnya masukkan lada hitam, lada merah dan garam, kemudian proses / blender lagi sebentar sampai tercampur dengan rata.
  3. Tuang ke dalam gelas, jus bisa langsung di nikmati.



Penggunaan Tenses dalam Penulisan Ilmiah

Abstrak

Biasanya merujuk pada hasil penelitian, gunakan past tense.

Pendahuluan

  1. Present tense digunakan untuk menunjukkan bahwa penelitian terdahulu masih relevan.
  2. Present perfect tense digunakan untuk merujuk pada penelitian terdahulu yang masih berlaku (recency atau currency), baik yang bersifat positif maupun negatif.

Metode

  1. Untuk menjelaskan apa yang sudah dilakukan, gunakan simple past tense.  Biasanya digunakan passive voice.
  2. Untuk diagram dan gambar yang membantu menjelaskan mengenai apa yang telah dilakukan, gunakan present tense.

Hasil

  1. Dalam menjelaskan hasil secara rinci, gunakan past tense.
  2. Untuk diagram dan gambar yang dirujuk, gunakan present tense.

Diskusi

  1. Present tense digunakan untuk menjelaskan hasil yang signifikan.
  2. Past tense untuk meringkas hasil temuan, sedangkan untuk menginterpretasikan hasil digunakan present tense.

Kesimpulan

Dalam bagian ini temuan-temuan diringkas, implikasi studi dijelaskan, keterbatasan ditunjukkan, dan saran untuk riset yang akan datang disampaikan. Di sini digunakan kombinasi tenses.

University of Melbourne, Using tenses in scientific writing

Write That PhD

Menurut  Raakhimi Shuib




WHAT DO YOU THINK: A GOOD LECTURER FOR YOU? BY IGNATIUS SEPTO PRAMESWORO

WHAT DO YOU THINK:

A GOOD LECTURER FOR YOU?

BY IGNATIUS SEPTO PRAMESWORO

For a student, a lecturer must be regarded as second parents for having to educate, nurture, teach, and provide knowledge to them. It is only natural for students to honor the lecturer and vice versa.

 

Lecturers are only human. They also have weaknesses and strengths in presenting the materials. There are some characters and ideas of lecturers in giving materials. What do you think?

 

So according to some students of mine, there are two types of lecturers. The first is favorite lecturers and the second is hated ones. This time we are going to discuss what kinds of lecturers that most students like when the lecturers present materials. What do you think?

 

Now this is the time for you to present your ideas in writing about most Perbanas Institute students’ ideas related good lecturer when they present the materials in class. You must do some stephs.

 

STEP 1

Read an article about what a good lecturer first. Then you should make a note and put your ideas. You must make a spider web first and then you to write your outline.

 

STEP 2

Make 10 questions (statements) by using a Likert Questionnaire from a journal article.

Example 1: You can see and revise from http://www.smcm.edu/mat/wp-content/uploads/sites/73/2015/06/Bullock-2015.pdf

This questionnaire should take no more than 10 minutes and there are no foreseeable risks associated with participation. If you have any questions about this research, you can contact me at (240) 863-4775 or msbullock@smcm.edu. If you have any questions regarding your rights as a participant in this study please contact the chair of the institutional review board at St. Mary’s College of Maryland, Anna Han, at irb@smcm.edu, or 131 Goodpaster Hall, Department of Psychology, 18952 E. Fisher Rd., St. Mary’s City, MD 20686.

 

Questionnaires can be returned to the envelope in the teacher work room, and will be collected on _________________. Return of the questionnaire and this sheet will be considered consent to participate in the study. I consent to participation in this study. Please follow the following directions:

  1. Read and answer the question on the attached sheet
  2. Return this packet to the folder in the teacher mailroom by _______________________
  3. By signing below, I consent for my responses to be used in the study entitled “What

 

Makes a Good Lecturer: Exploring Student and Lecturer Beliefs on Good Teaching”

 

Thank you and I hope you have great day!

 

Example 2: Questionnaire evaluating teaching competencies in the university environment. Evaluation of teaching competencies in the university; NEW APPROACHES IN EDUCATIONAL RESEARCH Vol. 4. No. 1. January 2015 pp. 54-61 ISSN: 2254-7399 DOI: 10.7821/naer.2015.1.106; Juan Antonio Moreno-Murcia, Yolanda Silveira Torregrosa, Noelia Belando Pedreño

 

STEP 3

Based on your questionnaire result, you will write 5 paragraphs. The content of paragraphs will talk about the result of your questions. Each paragraph consists of 80 – 100 words; not less and not more.

The paragraphs will be stated as

  • Paragraph I – Introduction or Introductory Paragraph
  • Paragraph II, III, and IV – Body Paragraphs (Content Paragraph)
  • Paragraph V – Closing Paragraph or Conclusion

 

STEP 4

  • Type your essay and send in 3 ways:
  1. Send to Mr. Septo’s Blog – “WHAT DO YOU THINK

A GOOD LECTURER FOR YOU?” by your identity EPP-WED-1030-1230-CLARA-1612000012-ESSAY1

  1. Send to Mr. Septo’s email.
  2. Print and submit on Mr. Septo’s table in the class in the following session.

References:

  1. http://www.smcm.edu/mat/wp-content/uploads/sites/73/2015/06/Bullock-2015.pdf
  2. Moreno-Murcia, J.A., Torregrosa, Y.S., & Pedreño, N.B. (2015). Questionnaire evaluating teaching competencies in the university environment. Evaluation of teaching competencies in the university in New Approaches in Educational Research. Vol. 4. No. 1. January 2015 pp. 54-61 ISSN: 2254-7399 DOI: 10.7821/naer.2015.1.106



LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT – Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak-anak Panti Asuhan Panti Yatim Indonesia – Oleh Ignatius Septo Pramesworo

LAPORAN

 PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

 

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak-anak Panti Asuhan

Panti Yatim Indonesia

Jl. Tebet Barat IV No. 4, Jakarta 12810

Jakarta, 9 September 2016

 Oleh

Ignatius Septo Pramesworo

Oktober 2016


LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

 

A. JUDUL PROGRAM

English Learning Using Song – Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan, yaitu Panti Yatim Indonesia

Tanggal:       Jumat, 29 Januari 2016

Waktu:         08.00- 11.30

Lokasi:         Panti Asuhan – Panti Yatim Indonesia

Alamat:        Jl. Tebet Barat IV No. 4, Jakarta 12810

Telepon:       021-829 8496

 

Pendamping:   Ignatius Septo Pramesworo (Dosen dengan Latar belakang pendidikan S1 dan S2 Bahasa Inggris dan pada saar ini sedang menempuh studi S2 Magister Manajemen dengan kosentrasi di bidang Pemasaran)

 

B. Pendahuluan

Guna memenuhi salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang wajib diampuh oleh setiap dosen di setiap semester. Saya, sebagai dosen Bahasa Inggris Perbanas Institute telah melakukan Pengabdian pada Masyarakat berupa peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan. Tujuan dari pelaksanaan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak Panti Asuhan, untuk memberi semangat/motivasi kepada anak-anak Panti Asuhan dan menularkan materi Bahasa Inggris secara sederhana melalui pemberian lagu dan gerak.

 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini terkait dengan sumbangsih ilmu yang dimiliki oleh dosen untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, khususnya bagi anak-anak Panti Asuhan, yang notabene adalah siswa –siswa sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah tingkat atas.

 

Pemberian materi tidak melalui pembelajaran grammar (tata bahasa) tapi siswa diajak untuk bergerak dan bernyanyi sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan terinspirasi untuk belajar Bahasa Inggris.

 

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengetahuan dan kemampuan berbahasa Inggris sudah merupakan suatu kebutuhan bagi anak-anak khususnya pelajar SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Pelajar-pelajar ini membutuhkan “Bahasa Inggris” yang membantu mereka baik untuk belajar maupun bekerja. Pada kenyataanya pelajaran Bahasa Inggris dan penggunaan Bahasa Inggris di kelas tidak didampingi dengan proses penggunaan Bahasa Inggris di luar kelas.Hasilnya sebagian besar pelajar di Indonesia tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan Bahasa Inggris dengan benar.

 

Proses belajar mengajar Bahasa Inggris lebih menggunakan metode-metode direct, translation, atau one-way yang menjadikan siswa sebagai obyek dari pengajaran. Proses belajar mengajar menjadi kurang hidup dan menarik karena guru lebih sering mengajar siswa untuk mendengar, mencatat, dan menghapal. Proses belajar mengajar seperti ini sering dianggap kurang mendukung siswa untuk lebih dinamis dan termotivasi.

 

Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pelajar yang ada di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, sejak usia dini. Hampir sebagian besar kehidupan saat ini telah tersentuh oleh Bhasa Inggris. Banyak hal baik disadari ataupun tidak telah menggunakan Bahasa Inggris, mulai dari kata-kata sehari-hari yang sudah merasuk seperti:

  • Handphone,
  • Television (tv),
  • Event organizer,
  • Reception,
  • Master Ceremony,
  • Dan lain-lainnya

Kata-kata yang jarang digunakan namun sebagian masyarakat sudah mengetahuinya cukup banyak dalam kosa kata Bahasa Indonesia, misal:

  • On the way (OTW)
  • By the way (BTW)
  • Brawling
  • Bully
  • Elderly people
  • Dan lainnya.

Oleh karenanya kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Perbanas Institute kali ini lebih menitikberatkan kepada pendekatan masyarakat yang membutuhkan pendidikan dasar. Selain itu mahasiswa Perbanas Institute diajak untuk secara langsung mendapatkan pengalaman kekayaan batin dari proses pendampingan di Panti Asuhan.

 

D. Sejarah Panti Yatim Indonesia

Di seluruh Indonesia, jumlah anak terlantar menurut data Kementrian Sosial RI tahun 2010 mencapai  5,4 juta anak. Mencermati dan menganalisa data tersebut, membawa pengelolan Panti Yatim Indonesia pada kesimpulan bahwa pemeliharaan dan pendidikan anak terlantar adalah salah satu agenda yang memerlukan prioritas penanganan bersama di masa yang akan datang.

 

Belajar dari pengalaman selama ini, target mengurangi angka anak terlantar memerlukan langkah strategis yang terkoordinasi dan terintegrasi serta harus menggunakan yang humanis. Disamping kewajiban yang melekat dengan tugas pemerintah, tugas komplementer berupa keterlibatan dan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.

 

Berawal dari kesepakatan beberapa pedagang di lingkungan Pasar Induk Caringin Bandung Jawa Barat Indonesia, pada tahun 1998 lalu tepatnya di Gang Porib III, RT 003/002 Kelurahan Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay Kota  Bandung, bermodal rumah kontrakan untuk menampung 4 anak yatim untuk disekolahkan, yang  sebelumnya tidur dan mencari makan di sekitar pasar tersebut.

 

Seiring dengan semakin bertambahnya anak yang di tampung, makan dibuatlah lembaga formal pada tanggal 18 April 1998. Bpk. Ade Hendra adalah salah seorang  yang memunculkan nama Nurul Ummah yang berarti Cahaya Umat, disepakati menjadi sebuah  Panti Asuhan di bawah naungan organisasi masyarakat Yayasan Al-fajr. Dibina langsung oleh Dinas Sosial Kota Bandung dan bergabung dalam Forum Komunikasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak  (LKSA)  Kota  Bandung.

 

Tahun  2009,  PSAA Nurul Ummah berganti nama menjadi Panti Yatim  Indonesia  (PYI)  dan  mengadakan perubahan manajemen, sistem pelayanan kepada anak asuh dan kepada donatur serta pembukaan beberapa cabang asrama di wilayah kota Bandung, dengan mengusung slogan Menyayangi Sepenuh Hati, kepercayaan donatur kepada kami semakin meningkat. hasilnya terjadi percepatan pembangunan organisasi menuju ke pada arah yang lebih profesionalisme untuk menjadi organisasi yang jujur, amanah dan terbuka.

 

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Program pengabdian ini bertujuan untuk lebih memotivasi siswa akan Bahasa Inggris ini menggunakan “songs” dan gerak untuk lebih memotivasi siswa di dalam belajar Bahasa Inggris.

Diharapkan siswa dapat tertarik belajar berbahasa Inggris setelah mengikuti pendampingan pengabdian ini.

 

F. FOTO BERBICARA

 




Beda Rumusan masalah dan Pertanyaan penelitian

Masih sering ditemukan dalam bab 1 skripsi mahasiswa strata 1 ekonomi, isi dari rumusan masalah berbentuk pertanyaan penelitian. Hal ini sebenernya kurang tepat, karna sebenarnya masalah penelitian berbeda dengan pertanyaan penelitian.

Masalah penelitian merupakan penyebab atau alasan seseorang melakukan penelitian, sedangkan pertanyaan penelitian merupakan manifestasi atau bentuk penegasan masalah yang akan dicari jawabannya dalam bentuk kalimat tanya.

Mungkin gampangnya kita contohkan sebagai berikut:

Rumusan Masalah:

Seperti anjuran dokter untuk menjaga kesehatan maka saya disarankan makan setiap hari secara teratur. Walaupun saya sudah melaksanakan perintah dokter tersebut tetapi siang ini saya sakit perut.

Dari contoh Rumusan masalah di atas dapat kita simpulkan bahwasanya masalah yang ada adalah Hal yang janggal antara nasihat dokter yang diterapkan dengan rasa sakit yang diderita. Dari rumusan masalah / masalah penelitian tersebut dibentuklah pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Apakah makanan yang saya makan pagi tadi bermasalah
  2. Apakah minuman yang saya makan pagi tadi bermasalah

 

Penelitian dalam bentuk Empiris seperti yang sering dilakukan mahasiswa sarjana ekonomi, baik akuntansi maupun manajemen umumnya membahas mengenai pembuktian teori. Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian yang dapat dibentuk dalam mengerjakan penelitian empiris umumnya dilakukan dengan cara komparasi atau membandingkan antar pengaruh dari variabel yang sama pada penelitian yang berbeda. Contoh:

Masalah penelitian:

Adi (2015) menemukan hasil bahwa LDR dan CAR berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan sementara Yono (2016) menemukan hasil bahwa LDR dan CAR tidak mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Dikarenakan terdapat ketidakonsistenan hasil dari penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh LDR dan CAR terhadap profitabilitas perusahaan.

Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwasanya masalah dalam penelitian adalah ketidak konsistenan hasil dari penelitian yang pernah ada. Dari rumusan masalah / masalah penelitian tersebut dibentuklah pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Apakah LDR berpengatuh terhadap profitabilitas perusahaan.?
  2. Apakah CAR berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.?



Fungsi Investasi

Besar kecilnya Investasi dinyatakan sebagai/tergantung pada tingkat bunga.

Investasi (I) merupakan fungsi dari tingkat bunga (i)

I = f (i),

I  = Io – pi

Keterangan:       Io = autonomous investment

i    = tingkat bunga

p  = proporsi investasi terhadap tingkat bunga

  • Fungsi investasi di atas adalah fungsi permintaan akan investasi
  • Semakin tinggi tingkat bunga semakin kecil permintaan akan investasi –> investasi turun
  • Semakin rendah tingkat bunga semakin besar permintaan akan investasi –> investasi naik

 




Bagaimana Memparafrasa (Paraphrase)

Dalam KBBI dikatakan bahwa parafrasa itu merupakan:

  1. Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian
  2. Penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

 

Melakukan parafrasa (paraphrasing)

  1. Baca dan fokus pada inti yang hendak diambil.
  2. Diingat-ingat butir-butir penting yang dapat diidentifikasi selama membaca, dengan menggunakan kata-kata sendiri.
  3. Baca ulang, apakah ada poin-poin yang tertinggal.
  4. Poin-poin tersebut diringkas, gunakan kata-kata sendiri, disajikan secara logis.
  5. Jangan lupa menulis sumbernya.

 

Memprafrasa bukanlah

  1. Mengutip. Kutipan langsung dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang persis sama dengan seumbernya, kata per kata. Harus disertakan dengan tanda kutip (“) serta nama pengarangnya.
  2. Meringkas, memadatkan tulisan pengarangnya.

 

Memparafrasa itu

Menjelaskan gagasan orang lain dengan menggunakan istilah yang berbeda.

 

Jangan,

  1. Jangan hanya mengganti kata dengan sinonim.
  2.  Jangan semata-mata menukar urutan kalimat/informasi.
  3. Jangan hanya menambah atau menghilangkan kata atau frasa.
  4. Jangan menambah frasa baru tetapi tetap mempertahankan sebagian besar frasa lama yang terdapat dalam sumber aslinya.
  5. Jangan lupa mengutip sumbernya.

 

Tips memparafrasa

  1.  Ubah pilihan kata.
  2. Gunakan kalimat sendiri.
  3. Gunakan thesaurus untuk membantu.
  4. Coba ubah struktur kalimat.

Sumber:
http://www.paraphraseexample.com/




Individual Competitiveness (IC)

Mau survive? Ya berkompetisi-lah.

Inilah kalimat singkat yang tertera di sudut kamar seorang remaja.

Kesadaran akan cepatnya perubahan yang terjadi di sekitar, membuat munculnyal sebuah kekuatan dari dalam diri untuk tetap bisa eksis.  Internal motivation menjadi kunci utama untuk survive.

Globalisasi yang kita alami saat ini menuntut competitive advantages dari masing-masing diri pribadi, antara lain kematangan karakteristik individu, ketrampilan mengolah data, kemahiran membaca situasi.   Kekuatan individu ini kemudian juga melekat dan menjadi kekuatan pada kelompok dan organisasi.

Dari kacamata psikologi, kematangan karakteristik ini dapat dilihat pada tiga hal, yaitu: skill, knowledge, dan ability.   Keterampilan berkomunikasi merupakan satu atribut terpenting penunjang keberhasilan dalam bekerja.    Pengetahuan akan hal-hal yang diperlukan untuk berkompetisi, akan menjadi bekal penting untuk merealisasikan ability yang ada dimiliki masing-masing individu.   Kemampuan mengolah data dan kemudian menganalisisnya, akan menjadi kekuatan bagi masing-masing pribadi untuk berkompetisi.

Dan, sebagai sebuah kesatuan global, selain competitive advantage yang ada pada masing-masing pihak, terdapat comparative advantage yang bisa saling melengkapi.   Sebagai contoh, Dinda memiliki keunggulan sebagai pribadi yang terampil berkomunikasi.  Emon memiliki keunggulan sebagai individu yang trampil mengoperasikan aplikasi media sosial.  Rimo memiliki keunggulan mereparasi instalasi peralatan listirk.   Comparative advantage ini akan menjadi kekuatan yang saling melengkapi.

Competitive advantage yang dimiliki masing-masing pribadi bisa menjadi “keunggulan relatif” terhadap entitas lainnya, yang disebut juga dengan comparative advantage, keunggulan yang tidak dimiliki oleh invividu yang lain, yang kemudian bisa “melengkapi”.

Masing-masing individu akan dituntut untuk mengeluarkan seluruh potensi, berkompetisi, bila tidak mau terlibas dan juga dilibas.   Kekuatan kognitif, afektif, dan konatif menjadi atribut-atribut penunjang kompetisi yang semakin kompetitif.

Di era yang serba digital, individual competitiveness, menjadi kunci survivalitas.

 

“The future belongs to those  who believe in the beauty of their dreams”

(Elenor Roosevelt)