Operasi Matriks (Pengurangan)

Pengurangan Matriks

Jika Amxn  = (aij) dan Bmxn = (bij) ,maka A mxn – Bmxn = Cmxn =(cij), (aij) = (bij),

Contoh:

A =                                       B =                     , maka  A + B =

2     1                                             -2     4      , maka   A + B =     2       1         –        -2       4    =       4      5    = C = (cij)

3     2                                              3      2                                            3        2                     3       1             0      1

A =                                                 B =

3       2        1                                         2       7      -2     ,

-2       3        4                                         3     -5        1

maka  A + B =

3        2         1        –         2        7        -2      =      1        -5         3      = C (cij)

-2        3          4                  3       -5        1              -5         8         3




Serba-serbi Scopus

  1. Untuk mengetahui apakah seorang penulis namanya masuk ke dalam Scopus, sila klik
    Author feedback wizard
  2. Impact Factor (IF) dan H-index.
    Impact factor mengukur rata-rata sitasi sebuah publisher yang direvisi tiap beberapa tahun.
    H-index mengukur produktifitas dan sitasi penulis.
    Dengan kata lain, impact factor mengukur penerbit jurnal sedang H index mengukur orangnya (sebagai penulis). Untuk melihat H-index bisa masuk ke scopus.com untuk login. Namun jika belum berlangganan, dapat menulis nama di tautan berikut
    Search for an author profile
  3. Perbedaan antara Sopus dengan Web of Science
    Tabel perbandingan
  4. Untuk mengetahui peringkat jurnal, tidak lagi melalui Scimagojr, tapi klik
  5.  Cara mengetahui Scopus Author ID, klik 



20 Perusahaan menerima Penghargaan Terbaik Indonesia di bidang Human Capital – 2017 oleh Don Sadana

20 Perusahaan menerima Penghargaan Terbaik Indonesia di bidang Human Capital – 2017

oleh Don Sadana

 

Setelah melalui seleksi panjang, akhirnya  20 Perusahaan Terbaik di Indonesia dalam praktik pengembangan Human Capital berhasil meraih Penghargaan Bergengsi dalam ajang Indonesia Human Capital Award ( IHCA) -III 2017, yang berlangsung di Aula Tridharma, Kantor Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia  ( Kemnaker RI), Jakarta, Jumat, 28 April 2017.

 

Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan menduduki posisi ke 7 sebagai negara dengan ekonomi terbesar, maka dimungkinkan Indonesia membutuhkan 113 juta tenaga ahli yang siap bersaing di dunia global. Dengan ini, Economic Review kembali mengambil inisiatif untuk menyediakan wahana pembelajaran dan kompetisi bagi praktisi dan organisasi Human Capital (HC) dalam menyuguhkan dan menampilkan praktek-prkatek terbaiknya.

 

Setelah tahun lalu Economic Review sukses menghelat Indonesia Human Capital Award (IHCA-II-2016), maka tahun ini Economic Review kembali menggelar acara IHCA III di tahun 2017, yang terselenggara bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Indonesia Human Resources Institute (IndHRI), IPMI International Business School, NBO Group, Thomas International, Indonesia Asia Institute, dan Ideku GroupAjang ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan praktik Manajemen Human Capital guna memenangkan persaingan bisnis organisasi serta meningkatkan Human Capital Index secara agregat.

 

Penghargaan Indonesia Human Capital III- 2017 diserahkan oleh Menteri Ketenagakerjaan RI pada  hari Jumat, 28 April 2017, bertempat di Ruang Tridharma, lt. 1,5 – Gedung A Kementerian Ketenagakerjaan RI, Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 51, Jakarta Selatan. Acara diawali dengan pelaksanaan Panel Discussion Human Capital -III- Se-Indonesia” dengan mengangkat  tema “Human Capital Readiness towards 2020 Challenges (Membangun Human Capital Indonesia yang siap menyongsong tantangan 2020)” ujar Pendiri sekaligus Pemimpin Umum Economic Review RAy. Hj. Irlisa Rachmadiana,S.Sn,MM.

 

IHCA adalah ajang kompetisi terbuka yang dapat diikuti perusahaan-perusahaan di Indonesia dan para Penerima IHCA III- 2017 adalah Perusahaan Pemerintah BUMN, Anak Perusahaan BUMN, BUMD, Swasta yang telah menjalani beberapa tahapan seleksi penjurian melalui tatap muka, mengisi kuesioner, melakukan presentasi dan wawancara langsung dengan seluruh juri. Tim Juri juga menilai dari beberapa aspek utama seperti :

  1. Company Overview at glance
  2. Business Achievement 2016            
  3. Human Capital Architecture & Strategy                                            
  4. Talent Acquisition                     
  5. Organization Development                    
  6. Learning & Development                    
  7. Career Management & Succesion Planning                   
  8. Performance Management                    
  9. Remuneration                 
  10. Employee Engagement & Employee Relations
  11. Industrial Relations                    
  12. Human Capital Adm & Information Mgt System                    

Aspek-aspek penilaian penjurian tersebut adalah untuk mendorong praktik Manajemen Human Capital terbaik di masing-masing kelompok industri dalam berkontribusi meningkatkan kualitas dan daya saing SDM dalam kegiatan bisnis baik barang dan jasa.

 

“Secara global ini juga ditujukan untuk mempertemukan gagasan para Best Practice Human Capital Organization dari perusahaan – perusahaan terkemuka di dunia terhadap pengembangan SDM nya lewat penerapan Strategic Human Capital,” terang Ketua Dewan Juri DR. Ir. Yunus Triyonggo, MM, CAHRI – Ketua Umum Indonesia Human Resources Institute (IndHRI).

 

Adapun juri-juri yang menilai dalam kompetisi IHCA-III- 2017 terdiri dari:

 

Ketua Dewan Juri

  1. DR. Ir. Yunus Triyonggo, MM, CAHRI – Ketua Umum Indonesia HR Institute (IndHRI)

Anggota Dewan Juri

  1. Hj.Nana Irlisa R,SSn,MM              – Founder & CEO Economic Review,Indonesia-Asia Institute
  2. Ir.Irina Mildawani,MT,PhD   – Wakil Pemred Economic Review
  3. Ir.Ade Suryanti,MM                 – Wakil Rektor Sumber Daya – Universitas Trilogi
  4. Bambang Gunawan,MBA    – Director of Executive Education IPMI International Business School
  5. Retno Dwiyanti,SH,MM             – Practioner HR & Lecturer IPMI International Business School
  6. DR.Stefanus M.S. Sadana,Drs,MSi – Peneliti,Dosen,Trainer HC Perbanas Institute
  7. Ir. Tri Junarso              – Author,CEO PT.Wisesa Latih Indonesia- HC Manag.System
  8. Susanna Hartawan                    – Managing Partner NBO Group
  9. Drs. Is Nugroho, MHRM   – Ketua Dewan Pakar Indonesia HR Institute (IndHRI)
  10. Ir. Sapta Putra Yadi,MHRM – President & CEO KNOCO Indonesia
  11. Putri Guenantine,MPSi   – VP People Management Thomas International
  12. Nanang Supriyadi,SIP – Senior Consultant SAP HC Management Astra Group
  13. R. Budi Utomo, RLA, CB – Director, Senior Consultant PQI Consultant

”Para penerima penghargaan ini merupakan perusahaan-perusahaan yang telah mampu meningkatkan daya saing Human Capital nya sebagai Leverage Performance organisasi di bidang Strategic Human Capital Development, Talent Acquisition, Talent Management, People Development, Performance Management, Employee Engagement, Industrial/Employee Relations, dan Technology Proponent.  Kami harapkan penyelenggaraan IHCA ini akan menjadi indikator keberhasilan Perusahaan dan kebanggaan bagi organisasi yang bersangkutan sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan,” lanjut DR. Ir. Yunus Triyonggo, MM, CAHRI – Ketua Umum Indonesia Human  Resources Institute (IndHRI) selaku Ketua Dewan Juri IHCA 2017.




Publikasi Riset Indonesia

Beberapa fakta menarik.

Kemajuan publikasi artikel bereputasi di beberapa negara ASEAN.

 

Dalam publikasi riset yang terindeks Scopus, gabungan beberapa perguruan tinggi/riset Indonesia masih kalah dengan 1 universitas di Malaysia.

 

Publikasi Indonesia terutama berasal dari kolaborasi internsional, kemungkinan merupakan produk dari thesis doktoralnya.

 

Selain ITB, dosen tetap kita menerbitkan artikel jurnal internasional dalam lima tahun kurang dari 1 artikel.

 

Keterbatasan dana riset

Arief A. Yusuf. 2014. Indonesian Research publication: Performance & Funding. Presented at The second Indonesian Development Research Network Workshop on June 11-12, 2014, Puncak, Indonesia, held by Smeru Research Institute & The Australian National University

 




The difference between the poor and rich nations is not the age of the Nation.

This can be demonstrated by countries like India and Egypt, which are more than
2000 years old and are still poor countries.

On the other hand, Canada, Australia and New Zealand, which 150 years back were insignificant, today are developed and rich countries.

The difference between the poor and rich nation does not also depend on the available natural resources.

Japan has limited territory, 80% mountainous, unsuitable for agriculture or farming, but is the third in worlds economy. The country is like an immense floating factory, importing raw material from the whole world and exporting manufactured products.

Second example is Switzerland, it does not grow cocoa but produces the best chocolates in the world. In her small territory she rears animals and cultivates the land only for four month in a year, nevertheless manufactures the best milk products. A small country which is an image of security which has made it the strongest world bank.

Executives from rich countries who interact with their counterparts from poor countries show no significant intellectual differences.

The racial or colour factors also do not evince importance: migrants heavy in laziness in their country of origin are forcefully productive in rich European countries.

What then is the difference?

The difference is the attitude of the people, moulded for many years by education and culture.

When we analyse the conduct of the people from the rich and developed countries, it is observed that a majority abide by the following principles of life:

1. Ethics, as basic principles.
2. Integrity.
3. Responsibility.
4. The respect for Laws and Regulations.
5. The respect from majority of citizens by right.
6. The love for work.
7. The effort to save and invest.
8. The will to be productive.
9. Punctuality.

In the poor countries a small minority follow these basic principles in their daily life.

We are not poor because we lack natural resources or because nature was cruel towards us.

We are poor because we lack attitude. We lack the will to follow and teach these principles of working of rich and developed societies.

WE ARE IN THIS STATE BECAUSE
WE WANT TO TAKE ADVANTAGE OVER
EVRYTHING AND EVERYONE.

WE ARE IN THIS STATE BECAUSE
WE SEE SOMETHING DONE WRONG
AND SAY – “LET IT BE”
WE SHOULD HAVE A SPIRITED MEMORY
AND ATTITUDE…

ONLY THEN WILL WE BE ABLE TO CHANGE OUR PRESENT STATE.

If you do not forward this message nothing is going to happen to you. Your prized animal is not going to die, you wont be sacked from your job, you wont be having bad luck for seven years, nor are you going to get sick.

 

source: unidentified




Cara Menulis Bab Diskusi dalam Thesis/Disertasi

Misalnya dalam bab 4 dituliskan mengenai hasil penelitian dan bab 5 tentang pembahasannya. Maka di bab 4 hasil temuan disajikan secara sistematik dalam bentuk tabel, grafik dan lain-lain, agar mudah dipahami. Adapun pada bab 5 diperlukan kekuatan argumentasi dalam diskusi. Setelah menyampaikan pernyataan masalah, pertanyaan masalah, kajian pustaka serta hasil pengolahan data, maka diperlukan upaya lebih arif dan mendalam mendiskusikan temuan penelitian, dan ingat bagaimana “contribute to knowledge” dalam penelitian yang sedang dibuat.

Disini harus ditunjukkan kepiawaian peneliti, diferensiasi ataupun perbedaan temuan yang diperoleh yang membawa pada sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Inilah yang ingin dibaca examiner/penguji, inilah yang membedakan antara kajian yang sekarang dengan kajian terdahulu.  Hasil temuan didiskusikan dengan menunjukkan pengetahuan yang dalam terhadap hasil temuan, menginterpretasikan temuan tersebut dan menggarisbawahi sumbangannya terhadap pengetahuan.

Dalam diskusi ini juga peneliti agar menyampaikan gagasan dari perspektif yang baru, dari berbagai sudut pandang, dengan ide yang lebih segar dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu. Dikemukakan pula mengapa hasil temuan ini dapat memantapkan teori yang digunakan. Justifikasi mengenai pengokohan suatu teori yang ada disampaikan dengan pemahaman yang lebih dalam, menjelaskan aspek yang tidak terbahas dalam riset terdahulu misalnya…

Pertama
Pendahuluan bab 5 diawali dengan ulasan ringkas keseluruhan hasil kajian untuk merefresh pembaca mengenai apa yang ditemukan dalam proses penelitian, yang menjurus pada persoalan penelitian dalam rangka menjawab tujuan penelitian.

Kedua
Diikuti dengan mengemukakan secara ringkas temua-temuan yang penting dan signifikan.

Ketiga
Temuan-temuan yang penting dan signifikan ini perlu dikupas lebih lanjut dalam paragraf selanjutnya, dan bagaimana temuan-temuan ini menyumbang pada bidang kajian peneliti.

Keempat
Janganlah mengacu pada riset terdahulu yang sudah ketinggalan jaman. Misalnya, “penelitian ini menghasilkan pemrosesan chip yang mendukung chip pentium oleh AA (1996)”.  Padahal sekarang jamannya dual core…
Atau. “Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan temuan AA (2007) … Temuan ini didukung oleh temuan pada penelitian oleh AA (2009) dan BB (2008)… Temuan ini mengokohkan temuan penelitian BB (2003)…”
Kalimat-kalimat tersebut tidak menunjukkan sumbangannya pada pengetahuan bidang kajian si peneliti.

Kelima
Walaupun memang terdapat temuan yang secara umum sama dengan hasil penelitian terdahulu, aspek-aspek khusus dalam kajian peneliti  yang berbeda dengan penelitian terdahulu perlu didiskusikan.

Keenam
Diskusi yang mendalam terhadap temuan penelitian akan memudahkan peneliti membuat justifikasi dan implikasi-implikasi pada bab selanjutnya.

Ketujuh
Bagaimana dengan temuan yang tidak signifikan? Hal ini masih bisa didiskusikan pula agar temuan tersebut mendapatkan ruang dalam memperkaya bidang yang diteliti. “U need some sort of critical thinking here”. Agar supaya penelitian yang sudah dilakukan dengan susah payah memiliki arti. Tidak mustahil peneliti memperoleh sesuatu yang bermakna dari hasil temuan yang tidak signifikan tersebut.

DR. Othman Talib