IoT di Indonesia

Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan’ IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

Saat ini Internet Of Things (IoT) tengah menjadi issue yg hangat menjadi perbincangan berbagai kalangan. Internet Of Things Indonesia juga mulai akrab di tengah masyarakat dan banyak digunakan untuk membantu berbagai aktivitas sehari-hari.

Internet Of Things (IoT) merupakan suatu teknologi yang dapat menghubungkan berbagai hal, baik secara fisik maupun virtual melalui internet, ternyata memiliki banyak fungsi yang sebelumnya mungkin belum pernah diduga atau dianggap mungkin terjadi.

Sejak tahun 1999 tersebut, perkembangan layanan dan bisnis Machine to Machine (M2M) atau Internet of Things di dunia Internasional dan juga Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sektor perangkat rumah tangga, perkantoran, korporasi, dan transportasi adalah sektor yang paling banyak menerapkan teknologi IoT/M2M atau layanan yang terhubung dengan internet.

Pada ajang Konferensi Asia IoT Business Platform 2016 ke-9 di JW Marriot Hotel, Jakarta yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 15-16 Agustus 2016, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi market Internet Of Things (IoT) terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Penerapan Internet Of Things di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti smart city, smart public transportation system, digital payment, manufaktur dan retil, logistik atau semacamnya. Tidak hanya itu saja, Internet Of Things juga mendorong industri untuk menciptakan atau mengembangkan aplikasi baru yang dapat digunakan diberbagai sektor kehidupan seperti e-Health, pendidikan, asuransi user-based dan aplikasi bisnis.

Terkait dengan smart city, Internet of things juga bisa diterapkan bagi pemerintahan melalui e-Government untuk mengelola administrasi kota dan pelayanan publik dengan lebih efisien. IoT juga menghadirkan solusi-solusi analitik video untuk smart parking, smart ligtning (penerangan jalan), pengelolaan sampah, dan manajemen lalu lintas real-time dengan analitik video akan menjadi solusi menghadapi berbagai tantangan kota dan provinsi.

Salah satu contoh penerapan internet of things Indonesia melalui smart city yaitu Jakarta Smart City Portal (aplikasi Qlue) yang diluncurkan pada tahun 2015 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai suatu platform bagi warga untuk menyampaikan keluhan tentang masalah-masalah yang terjadi di daerah sekitarnya, antara lain pelanggaran lalu lintas, kerusakan yang dilakukan terhadap fasilitas umum, sampah, pengemis, PKL liar, banjir, dll.

 

Menurut Setiaji, terdapat sekitar 200-300 laporan/pengaduan setiap hari untuk setiap departemen. Dengan Jakarta Smart City Portal, pemerintah pusat dapat melacak efisiensi para pejabat yang bertanggung jawab dalam menangani masalah perkotaan.

 

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Internet_of_Things

https://arenalte.com/berita/industri/ini-penerapan-internet-of-things-indonesia/