Dinamika Pasar Modal
Pasar modal yang menjadi idaman para investor adalah pasar modal yang memiliki daya tahan terhadap pengaruh eksternal. Mereka mengharapkan stabilitas pasar yang akan berdampak pada stabilitas return dari investasi mereka. Namun pada kenyataannya, di pasar modal harga saham sering bergerak liar tidak terduga, indeks turun naik di luar prediksi para investor. Banyak faktor eksternal yang mendorong dinamika di pasar modal, diantaranya: kondisi perekonomian (lokal, regional, global), gejolak pasar modal pada masa lalu, gejolak dari pasar modal yang lain.
Sebagai contoh dinamika BEI (Bursa Efek Indonesia) banyak dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia, maupun pergerakan pasar modal dunia. Berdasarkan hasil penelitian lainnya, ternyata setelah krisis keuangan global (dampak dari krisis sub-prime mortgage di Amerika tahun 2007) dinamika BEI tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh pergerakan indeks saham pasar modal negara tetangga, demikian juga dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dunia. Dinamika BEI setelah 2008 bergerak seiring dengan pergerakan pasar modal di Asia lainnya namun terbatas pada saham dari perusahaan-perusahaan yang listing di lebih dari satu pasar modal. Misalnya PT X listing di BEI, sementara itu anak perusahaan PT X listing di Hang Seng.
Pada umumnya investor senantiasa mencari keuntungan, gaya investasi dan tipe investor akan mempengaruhi tingkat sensitivitas atas keuntungan yang diharapkan atau diterima. Investor akan mencari pasar modal yang memiliki daya tahan terhadap gejolak faktor eksternal, sehingga mereka dapat memperkirakan untung atau ruginya dengan lebih akurat. Semakin dinamis sebuah pasar menunjukan daya tahan yang rendah terhadap gejolak faktor eksternal, demikian juga sebaliknya.
Dinamika Pasar Modal Konvensional vs Syariah
Ada perbedaan daya tahan pasar modal menghadapi gejolak faktor eksternal, baik untuk pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah.
Dalam jangka pendek, ada kecenderungan pasar modal syariah lebih tahan terhadap gejolak faktor eksternal dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Ternyata dalam jangka panjang, ada kecenderungan pasar modal konvensional lebih tahan terhadap perubahan faktor eksternal dibandingkan dengan pasar modal syariah.
Jika melihat tingkat volatilitasnya ternyata antara pasar modal konvensional dan syariah tidak terlalu berbeda. Walaupun demikian pasar modal konvensional memiliki daya tahan yang lebih rendah dalam menahan dampak gejolak pasar pada periode sebelumnya. Berdeda dengan pasar modal konvensional, ternyata pasar modal syariah memberikan pengaruh cukup nyata kepada pasar modal konvensional.
Artinya pergerakan yang terjadi di pasar modal syariah akan diikuti pergerakan pasar saham konvensional, namun tidak untuk sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal syariah merupakan tempat investasi yang dapat diandalkan.
Dinamika Pasar Modal vs Investor
Gaya investor akan mempengaruhi keputusan investasi, demikian juga dengan investasi di pasar modal.
Investor dengan tipe petualang risiko, akan berinvestasi di pasar yang memiliki dinamika tinggi. Mereka sangat percaya pada prinsip high risk high return dan menikmati petualangan risiko atas besar kecilnya keuntungan investasinya. Mereka lebih suka menggunakan analisis teknikal sebelum mengambil keputusan investasi. Investor seperti ini berorentasi pada keuntungan jangka pendek.
Di sisi lain, investor dengan tipe penghindar risiko, akan mencari pasar modal yang memiliki dinamika rendah atau berdaya tahan tinggi terhadap gejolak faktor eksternal. Atau pasar modal yang stabil, dan menjanjikan keuntungan masa depan. Mereka menikmati kesabaran dalam melihat gejolak pasar modal, karena yakin akan pertumbuhan peruahaan di masa yang akan datang. Investor tipe ini lebih senang menggunakan analisis fundamental sebelum memutuskan investasinya. Mereka berorientasi pada keuntungan jangka panjang.
Jadi bagaimanapun kondisi pasar modal dan gaya investasi Anda, ayo beli saham.