Dinamika Pasar Modal

pasar modal

Pasar modal yang menjadi idaman para investor adalah pasar modal yang memiliki daya tahan terhadap pengaruh eksternal. Mereka mengharapkan stabilitas pasar yang akan berdampak pada stabilitas return dari investasi mereka. Namun pada kenyataannya, di pasar modal harga saham sering bergerak liar tidak terduga, indeks turun naik di luar prediksi para investor. Banyak faktor eksternal yang mendorong  dinamika di pasar modal, diantaranya: kondisi perekonomian (lokal, regional, global), gejolak pasar modal pada masa lalu,  gejolak dari pasar modal yang lain.

Sebagai contoh dinamika BEI (Bursa Efek Indonesia) banyak dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia, maupun pergerakan pasar modal dunia. Berdasarkan hasil penelitian lainnya, ternyata setelah krisis keuangan global (dampak dari krisis sub-prime mortgage di Amerika tahun 2007) dinamika BEI tidak lagi terlalu dipengaruhi oleh pergerakan indeks saham pasar modal negara tetangga, demikian juga dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dunia. Dinamika BEI setelah 2008 bergerak seiring dengan pergerakan pasar modal di Asia lainnya namun terbatas pada saham dari perusahaan-perusahaan yang listing di lebih dari satu pasar modal. Misalnya PT X listing di BEI, sementara itu anak perusahaan PT X listing di Hang Seng.

Pada umumnya investor senantiasa mencari keuntungan, gaya investasi dan tipe investor akan mempengaruhi tingkat sensitivitas atas keuntungan yang diharapkan atau diterima. Investor akan mencari pasar modal yang memiliki daya tahan terhadap gejolak faktor eksternal, sehingga mereka dapat memperkirakan untung atau ruginya dengan lebih akurat. Semakin dinamis sebuah pasar menunjukan daya tahan yang rendah terhadap gejolak faktor eksternal, demikian juga sebaliknya.

Dinamika Pasar Modal Konvensional vs Syariah

Ada perbedaan daya tahan pasar modal menghadapi gejolak faktor eksternal, baik untuk pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah.

Dalam jangka pendek,  ada kecenderungan pasar modal syariah lebih tahan terhadap gejolak faktor eksternal dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Ternyata dalam jangka panjang, ada kecenderungan pasar modal konvensional lebih tahan terhadap perubahan faktor eksternal dibandingkan dengan pasar modal syariah.

Jika melihat tingkat volatilitasnya ternyata antara pasar modal konvensional dan syariah tidak terlalu berbeda. Walaupun demikian pasar modal konvensional memiliki daya tahan yang lebih rendah dalam menahan dampak gejolak pasar pada periode sebelumnya. Berdeda dengan pasar modal konvensional, ternyata pasar modal syariah memberikan pengaruh cukup nyata kepada pasar modal konvensional.

Artinya pergerakan yang terjadi di pasar modal syariah akan diikuti pergerakan pasar saham konvensional, namun tidak untuk sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal syariah merupakan tempat investasi yang dapat diandalkan.

Dinamika Pasar Modal vs Investor

Gaya investor akan mempengaruhi keputusan investasi, demikian juga dengan investasi di pasar modal.

Investor dengan tipe petualang risiko, akan berinvestasi di pasar yang memiliki dinamika tinggi. Mereka sangat percaya pada prinsip high risk high return dan menikmati petualangan risiko atas besar kecilnya keuntungan investasinya. Mereka lebih suka menggunakan analisis teknikal sebelum mengambil keputusan investasi. Investor seperti ini berorentasi pada keuntungan jangka pendek.

Di sisi lain, investor dengan tipe penghindar risiko, akan mencari pasar modal yang memiliki dinamika rendah atau berdaya tahan tinggi terhadap gejolak faktor eksternal. Atau pasar modal yang stabil, dan menjanjikan keuntungan masa depan. Mereka menikmati kesabaran dalam melihat gejolak pasar modal, karena yakin akan pertumbuhan peruahaan di masa yang akan datang. Investor tipe ini lebih senang menggunakan analisis fundamental sebelum memutuskan investasinya. Mereka berorientasi pada keuntungan jangka panjang.

Jadi bagaimanapun kondisi pasar modal dan gaya investasi Anda, ayo beli saham.




Kepemimpinan

Kepemimpinan selalu memberikan kesan menarik dan senantiasa memberikan daya tarik yang kuat serta senantiasa bersikap dan bergaya dalam situasi tertentu.
Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpin selalu mendudukan perkara – perkara kecil maupun besar pada porsinya masing – masing.

Pemimpin biasanya digambarkan sebagai penggembala dimana yang digembalakan akan selalu menuruti perintah – perintah pimpinannya. Dalam kehidupannya penggembala selalu berorientasi bagaimana yang digembalakan berjalan menuju tempat yang telah ditentukan.
Sejarah mencatat bahwa Iskandar Zulkarnaen adalah seorang penggembala yang agung dan tangguh pada masa lalu di Mosedomia.

Iskandar yang agung ini mampu menggerakkan rakyatnya membangun Negara dengan falsafah yang sederhana dan cukup ampuh. Pada saat tentaranya mau berontak karena kehausan di tengah padang pasir, tentara yang jumlahnya ribuan tidak bisa menahan dahaga. Pada saat itu ditemukan sebuah kendi yang berisi air, bagaimana mungkin satu kendi bisa memberikan kepuasan pada tentaranya yang jumlahnya ribuan ????

Iskandar yang agung mengambil langkah yang kontroversial dimana air tersebut hanya dituangkan saja karena beliau tidak mungkin memberikan secara adil kepada para tentara perangnya. Karena tindakan tersebut para tentaranya sadar dan tidak jadi memberontak dan justru meneruskan perjuangan.
Kisah yang menarik dan patut diteladani oleh setiap orang adalah kisah khalifah Umar bin Chattab. Suatu malam beliau berjalan – jalan melihat keadaan rakyatnya, dan sampailah dalam perjalannya kesuatu desa yang sangat jauh dari istananya. Di desa itu Umar bin Chattab mendengar suara tangis bocah kecil yang menyayat hati, suara itu didekatinya ternyata hanya sebuah “gubuk” reot ditinggali oleh seorang ibu dan dua anaknya yang masih kecil – kecil. Betapa terkejutnya beliau dari sela – sela dinding perempuan tersebut duduk di depan tungku. Umar lalu masuk dan ibu itu ditanya mengapa anaknya menangis dan apa yang sedang ditanak oleh ibu tersebut ??? ibu itu memberitahu bahwa yang ditanak adalah butiran – butiran kerikil dan anak – anaknya menangis karena kelaparan karena dia tidak dia tidak punya apa – apa untuk makanan anaknya. Si ibu menjelaskan dengan berpura – pura menanak makanan anak – anak akan lupa pada laparnya dan kalaupun menangis terus dia akan tertidur karena kelelahan. Setelah mengetahui apa yang terjadi Umar bin Chattab permisi pulang dan malam itu juga dia langsung ke gudang mengambil satu karung gandum dan langsung dipanggulnya untuk diberikan pada ibu yang kelaparan. Saat dijalan Umar akan ditolong oleh sahabatnya yang menyertai perjalanan tersebut ditolaklah oleh Umar bin Chattab dan dia berucap “ Apakah kau sanggup memikul dosaku kelak dihadapan Tuhan” ????




Significant Influence (2) –> Hak Suara Potensial

Seperti diketahui bahwa kepemilikan saham sebesar 20% – 50% dipandang sebagai sebagai kepemilikan yang sudah memiliki significant influence. Sedangkan kepemilikan diatas 50% dipandang sebagai kepemilikan yang sudah memiliki pengendalian (control).

PT A  , PT B dan PT C masing-masing memiliki sepertiga saham dari sebuah entitas lainnya yang kita sebut saja PT X.  PT A memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan aktivitas bisnis PT X.

Dalam hubungan bisnis antara PT A dengan PT X , ternyata PT X memiliki instrumen utang kepada PT A yang setiap saat dapat dikonversikan menjadi saham biasa dengan harga tetap dalam posisi tidak untung. Apabila PT A akan melakukan konversian atas instrumen utang tersebut, maka jumlah saham yang dimiliki meningkat menjadi 60%. Dengan kata lain bahwa investor A akan mendapatkan manfaat jika instrumen utang tersebut dikonversi ke dalam saham biasa. Hak suara potensial memberikan investor A tersebut kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan. (Salam PPAk)




Kisah Beberapa Entrepreneur Yang Dapat Menginspirasi

1.Mark Zuckerberg, adalah termasuk entrepreneur berusia muda, Mark memiliki kegemaran  mengotak-atik program pembuatan website dan dia kode orisinal Facebook telah berhasil dibuatnya dari kamar asramanya. Berkat banyaknya  keunggulan serta peminat yang sangat banyak, maka Facebook menjadi ‘komoditas’ yang begitu digemari. Jadi sangat masuk akal jika hal ini menjadikan  Microsoft juga menaruh minat atasnya.   Sebagai ilustrasi bahwa saham Facebook jika dikapitalisasi menjadi kurang lebihnya sebesar US$15 miliar! dengan nilai rupiah yaitu Rp.200 trilyun, angka sebesar ini didapat dari hasil kalkulasi dimana  1,6% saham facebook saja Microsoft mesti membayar US$ 240 juta. (berarti total kapitalisasi 100/1,6 X USD 240 juta=USD 15 milyar). Maka dari itu, kemudian Mark dijuluki sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

2.Andrew Darwis, seorang anak muda berusia 33 tahun lulusan Master of Computer Science, dari Seattle University. Andrew Darwis berhasil mendirikan komunitas online terbesar di Indonesia, yang bernama Kaskus. Melalui situs yang semula bernama Kaskus.us (Saat ini menjadi Kaskus.co.id), Kini situsnya per Mei 2012 memiliki lebih dari 4,3 juta member.

Tiap-tiap bulannya rata-rata pendapatan iklan kaskus sudah Rp 2-3 miliar. Berdasarkan perkembangannya itu, kaskus telah dilirik oleh para investor asing. Kini konon kabarnya Kaskus telah ditawar oleh Google dan Yahoo senilai USD 50 juta (kurang lebihnya sebesar Rp 475 miliar).

3. Elang Gumilang Sukses menjadi Raja Tanah

Bagi Elang Gumilang untuk menjadi pengusaha sukses serta mengelola sebuah  perusahaan dengan penghasilan besar tidaklah mesti menjadi tua telebih dahulu, ternyata dia dapat memulai karir bisnisnya sedari dia berusia yang sangat muda. Paling tidak dia dapat menjadikan mimpinya  menjadi  kenyataan. Di antara senarai nama pengusaha muda yang telah berhasil memulai karir bisnisnya selagi ‘usia dini’, Elang Gumilang (di usia 24 tahun) adalah salah satunya.

Elang memulai usahanya lewat menjual donat. CEO PT Dwikarsa Semestaguna ini merupakan  pengusaha muda yang telah berhasil di bisnis properti. Asetnya yang dimilikinya ditaksir sekitar 61 miliar rupiah.

4.Tung Desem Waringin, adalah seorang motivator dan pakar marketing terkemuka di Indonesia. Tung adalah juga seorang pembicara yang baik, dan juga merupakan trainer yang sukses. Tung juga seorang best seller book writer. Karyanya dengan judul “Financial Revolution” berupa sebuah buku yang memperoleh record MURI. Pada hari perdana diluncurkan telah mencapai penjualan sebanyak 10.511 buah, dan merupakan buku inspirasional pertama dengan record  penjualan sebanyak itu.

Setelah sukses dalam karya pertamnya itu, Tung Desem melakukan sebuah ‘nyeleneh” yang bersifat sensasional pada tahun 2008. Aksi tersebut adalah senilai Rp. 100  juta yang per lembarnya berupa uang Rp.100 ribu rupiah dari pesawat helikopter di daerah Serang,

4.Soichiro Honda adalah putra pertama seorang pandai besi yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal yang cukup serta ia tidak pernah memiliki prestasi cemerlang di sekolah. Meskipun demikian Soichiro dikenal dengan  semangat dan cita-cita yang sangat tinggi.

Di usianya yang sangat muda, pada tahun 1922 dia bekerja sebagai tenaga cleaning service pada bengkel Art Shokai. Pekerjaannya tidak berhubungan dengan mesin secara langsung  seperti yang dia inginkan akan tetapi selain namun sebagai cleaning service, bahkan dia juga sekaligus menjadi pengasuh bayi dari pemilik bengkel tersebut.

5.Chung Ju-Yung (lahir 1915) dengan Hundainya.  Chung menyelesaikan Pendidikan dari Fakultas accounting di Kyongsung. Chung dikenal sangat bekerja  keras dan sangat  tekun dalam belajar. Di samping itu Chung juga gemar  membaca buku. Disebabkan keadaan di pedesaan bertambah parah, Chung beserta kawannya melarikan diri dari rumah akan tetapi kemudian mereka berpisah di Seoul. Chung meneruskan  “pengembaraanya” ke Inchon demi memperoleh pekerjaan serta dia bersedia bekerja apa saja di sana. Akhirnya dia bekerja sebagai tukang batu alias menjadi kuli bangunan. Kemudian dia meneruskan “perlombaan nasib”nya di Seoul. Di Seoul dia bekerja di toko sebagai pengirim barang ke konsumen dengan memperoleh gaji bulanan. Ketika  itu, yaitu pada tahun 1934 dia masih berusia di bawah 20 tahun. Bayangkan bagaimana susahnya perjalanan hidup Chung dan betapa bekerja kerasnya dia untuk menjadi seorang pendiri Hundai.

6.Bob Sadino (79 tahun), adalah seorang pengusaha sukses di bidang pangan dan peternakan. Bob pernah diminta untuk mengisi kuliah umum di program magister manajemen pertama di kampus UI Salemba, waktu itu dia hanya memakai celana pendek khasnya yang dipakainya kemana-mana, tanpa ada jahitan diujung-ujung kedua celananya.  Ia menceritakan pengalamannya sebagai pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.  Konon dia menceritakan bahwa pekerjaan pertamanya setelah tidak bekerja sebagai karyawan adalah menyewakan mobil milik pribadinya, bahkan ia menyopiri mobilnya sendiri. Akhirnya usaha menyewakan mobilnya sendiri mengalami kecelakaan, sehingga mobilnya rusak parah. Oleh karena tak punya uang untuk memperbaikinya, akhirnya dia “alih profesi” jadi tukang batu. Ketika itu ia mengalami depresi.

Untuk mengatasi depresinya Bob menerima saran salah seorang temannya untuk memelihara serta berbisnis telur ayam negeri.  Bob menerima saran tersebut dan mulai mengembangkan usaha ternak ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob adalah orang  yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya di Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Singkat cerita Bob meraih sukses tidak seperti orang membalik telapak tangan.

7.Sugiharto, mantan Komut Pertamina, dan mantan Meneg BUMN.

Beliau  adalah tokoh yang sangat menginspirasi banyak orang, terutama jika sedang mengisahkan pengalaman pribadinya sewaktu remaja. Beliau pernah menuturkan pengalamannya ketika mau berangkat sekolah saja harus menjadi kuli timba setelah itu baru beliau dapat berangkat sekolah untuk sekedar mendapatkan secebis uang saku untuk ongkos ke sekolah. Beliau juga pernah menuturkan pengalamannya jaga parkir di malam hari pada hal pagi harinya kadang-kadang harus berhadapan dengan ujian di sekolahnya. Semua pengalaman hidupnya dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketekunan yang luar biasa serta dibarengi dengan hati yang senantiasa bersyukur. Dalam suatu forum sharing dan diskusi kurikulum untuk postgraduate program di Perbanas Institute beliau menceritakan semua pengalamannya yang berujung kini menjadi seorang entrepreneur  yang sukses, beliau katakan jumlah pajaknya saja yang senantiasa beliau setorkan per tahun kurang lebih Rp. 3.5 milyar.

Demikian sekelumit kisah-kisah yang mungkin dapat menginspirasi para pemuda dan mahasiswa. Barangkali ada baiknya diceritakan sesekali di awal perkuliahan untuk memberikan inspirasi dan dorongan motivasi kepada para mahasiswa sebelum  mengawali perkuliahan di kelas.

Referensi:

  1. co.id dzephyr.wordpress.com aliongz.wordpress.com
  2. com profil.merdeka.com youtube.com slideshare.net
  3. google.com groups.google.com sites.google.com plus.google.com productforums.google.com plus.google.com answers.yahoo.com profiles.google.com
  4. Lalu Akmalul Hakim – Google+ plus.google.com Diawali Menjual Donat, Elang Gumilang Sukses Jadi Raja Tanah
  5. net slideshare.net kbtc.kadinbandung.org dompetdhuafa.org aktualita.co bisnis.news.viva.co.id faris.id ayopreneur.com hubslide.com

 




What is this?

 A hurry synergies making cost-cutting exercise
 A lot of closed doors
 A quick culture of “Yes”
 Afraid to cannibalize existing products
 After meeting with nothing getting done
 Attempting to do it all yourself
 Attitude on the shop
 Avoid investments
 Business re brands or updates vision statement
 Can hear a pin drop
 Circling the drain
 Clients are not willing to meet
 Constantly in the news based of fines, regulation, subpoenas, and so forth
 Corporate politicians start running the business
 Co-workers dropping like flies
 Customers are not recommending
 Deep and sudden cuts
 Develop a new market for existing products or services that doesn’t exist
 Discontinued information
 Disease believe that doing the same thing will somehow lead to different results
 Distracted by outside activities
 Don’t know what all employee do all day
 Dwindling Cash or Mounting Losses
 Easy to point out every flaw
 Everyone is stressed and under pressure
 Freezing position
 Going Concern Clause
 Hiring freezes
 Inability to attract work
 Inability to be trusted
 Innovation projects cut
 Innovation dies
 Jump ship
 Lack of willingness on responsibility
 Looking for a “home run”
 Management Defections
 Mediocre employees
 New grown end with reluctant budget
 No plan for client retention
 Not need distracting new stuff
 Not continuously communicating with customers
 Not in love with what you do
 Not sure what should be doing
 Not take criticism well
 Only for me cost strategies
 Operation have a track record of failed expansion plans
 Out of touch with the marketplace
 Outsider tend to talk
 Overly afraid of making mistakes
 Peers having problems
 Physical deterioration of facilities
 Playing musical chairs
 Poems how great the company is doing
 Poor market or poor service?
 Presence of negative information
 Quality issues
 Raises are a distant memory
 Repeatedly making the same mistakes
 Reports cover the wrong information at the wrong level
 Self- actualizing
 Share the burden of poor performance
 Shareholder value is more important than customer value
 Shoot the messenger
 Slow-paying customers
 Small talking about innovation and revenue growth and the rest about cutting costs.
 Stop-and-go pace
 Sucked out all the little things
 Talking about the dental plan
 Talking only long-term strategic planning
 Talking about the same topics and issues yearly
 The company’s is ousted
 The law of averages at work
 Think that doing well
 Thinks all day about administration, compliance, and suing
 Tightening belt excessively
 Unclear direction
 Willingness to push the envelope

Source: www.google.com




anotasi buku DESIGNING VIDEO AND MULTIMEDIA FOR OPEN AND FLEXIBLE LEARNING

Buku DESIGNING VIDEO AND MULTIMEDIA FOR OPEN AND FLEXIBLE LEARNING, Jack Koumi, Routledge. Taylor and Francis e-Library: New York , 2006

B. Tujuan
Memberikan usulan dan bantuan untuk kelompok guru dan pelatih, staf teknis dan pendukung yang ingin berkembang dengan menggunakan video dan multimedia secara efektif, serta merancang, mengembangkan, mengelola bahan pembelajaran jarak jauh.
C. Pokok Bahasan

Kelebihan teknik dan fungsi pembelajaran menggunakan kekuatan video serta teknik dan fungsi pembelajaran video tidak diperoleh melalui media lainnya. Masing-masing kategori yang bersifat pembelajaran mungkin tidak asing lagi bagi pembaca yang berpengalaman di bidang produksi video, namun penggolongan yang dilakukan sepenuhnya tersebut memberikan dasar yang menyeluruh untuk menentukan saat yang tepat dalam menggunakan video. Penggolongan tersebut membantu mengenali bagian dari mata pelajaran yang memperoleh nilai tambah dari penggunaan video dan untuk memilih atau menggunakan paket video secara bijaksana.
Dalam pemberian satu tugas belajar di mata pelajaran tertentu, harus ditetapkan tugas yang paling cocok untuk masing-masing media. Perlu diketahui pula tidak semua media efektif untuk semua pembelajaran.
Selanjutnya dibahas mengenai prinsip pengembangan dan pelatihan skenario (screenwriting). Bagian ini menceritakan bahwa video untuk topik yang dianggap paling penting yaitu: prinsip screenwriting yang efektif untuk video pendidikan. Prinsip screenwriting merupakan prinsip perancangan tingkat mikro (yang dapat dipraktekkan) untuk video pendidikan. Pada penulisan ini juga dibahas 46 prinsip perancangan secara rinci. Penjelasan yang rinci ini cukup membantu pengembang mata pelajaran untuk memilih atau menggunakan video yang dirancang secara efektif untuk pendidikan.
Mengenai penggabungan gambar dan suara untuk audio vision dan multimedia. Disini dibahas tidak hanya video semata namun juga screenwriting untuk audio vision (paket gabungan audio-cetak teknologi yang lebih rendah). Prinsip screenwriting adalah prinsip perancangan tingkat mikro (yang dapat dipraktekkan) untuk audio vision dan multimedia. Audiovision dengan teknologi rendah berpotensi besar untuk situasi di mana multimedia dengan teknologi tinggi tidak memungkinkan untuk dipergunakan karena beragam alasan (contoh anggaran atau infrastruktur yang tidak mencukupi).
D. KEKHASAN
Buku ini merupakan jembatan antara penelitian dan praktek, juga memberikan pembahasan mengenai pengajaran/penggunaan video dan multimedia yang paling efektif untuk pembelajaran jarak jauh dan terbuka.
E. REKOMENDASI
Buku ini ditujukan bagi para pengembang mata pelajaran yang ingin mengoptimalkan penggunaan media, para pembaca perancang video pendidikan, dan juga untuk para pembaca yang merancang audiovision dan multimedia. Buku ini juga membantu para pengembang untuk memilih atau menggunakan audiovision dan multimedia yang dirancang secara efektif untuk pendidikan




BIG DATA – BIG OPPORTUNITY – DATA LAKE

(Seri 2)

“Data dapat diibaratkan sebagai Ladang Minyak Baru – sebuah sumber yang menawarkan potensi yang luar biasa, tapi membutuhkan kemampuan eksplorasi dan proses pemurnian untuk mengekstrak nilai potensi tersebut”  oleh Indra Gunawan Limena.

 

Ungkapan di atas merupakan sebuah gambaran bahwa data yang dimiliki oleh siapa saja, khususnya organisasi bisnis, dapat digali lagi untuk menghasilkan nilai baru yang bermanfaat dalam pengembangan sebuah bisnis.

 

….

 

Kalimat pembuka di atas adalah sebuah mata rantai tulisan ini dengan tulisan sebelumnya, dimana pembahasan masih seputar Big Data dan pemanfaatannya.

 

Pemanfaatan data menjadi sebuah kumpulan data ( mengandung nilai variety, volume dan velocity ) yang memiliki kategori sebuah Big Data diperoleh dengan berbagai macam cara dan berbagai sumber atau implikasi bidang ilmu yang bermacam-macam. Sebagai contoh berikut adalah contoh sebuah big data yang dimaksud.

 

Pemanfaatan pada bidang agrikultur, digali data tentang kualitas tanah sebuah area sawah yang luas melalui data foto udara (aerial), selanjutnya digunakan data, masih dalam bentuk foto, tentang tinggi hasil tanam (melihat pertumbuhan sebuah padi di are sawah tersebut) selama beberapa kurun waktu dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengumpulan data tentang cuaca diseputar area penanaman tersebut. Data tersebut diolah dengan menggunakan teknik yang ada dari bermacam tipe data, foto – data angka, untuk diolah dan dimanfaatkan bagi dunia pertanian dan dimanfaatkan sebagai pengetahuan bagi para petani.

 

Di bidang kesehatan, big data diolah dan diperoleh dari sekumpulan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber sebagai contoh di Indonesia adalah data dari klinik pengobatan, puskesmas dan rumah sakit, dimana ragam data yang dikumpulkan berupa data kesehatan pasien, data penyakit selama periode tertentu, data lokasi (menunjukkan tingkat lingkungan) pasien dan berbagai penyakit yang ada. Data yang terkumpul tersebut diolah dan dianalisis agar hasil yang diperoleh bermanfaat di bidang kesehatan khususnya dalam hal peningkatan kesehatan masyarakat dan dapat memberikan prediksi penyakit untuk memperoleh tingkat kesehatan masyarakat di lingkungan tertentu bahkan seluruh Indonesia.

 

Beberapa catatan di lapangan, untuk saat ini pengolahan Big Data masih didominasi oleh bidang usaha telekomunikasi dan perbankan. Hal ini tentu saja masuk akal mengingat kedua bidang tersebut memang sumber data paling banyak dan cukup bervariasi (dari segi tipe) mengingat layanan akses yang diberikan juga cukup beragam baik dari segi konvensional, paper based sampai dengan digital yang bersumber dengan teknologi terkini (pc sampai dengan mobile) dari data text sampai data multimedia. Data tersbut diolah guna memperoleh perilaku pelanggannya serta kemungkian terjadi pelanggan “menyeberang” ke kompetitor yang digali dari data tersebut.

 

Salah satu contoh perusahaan telekomunikasi yang memiliki produk yang saat ini cukup banyak digunakan di bidang telekomunikasi. Perusahaan ini sudah memanfaatkan big data semenjak teknologi telekomunikasi masih pada tahap teknologi GSM. Meski masih tergolong teknologi yang masih sederhana namun data yang diperoleh bersumber dari besarnya data yang dihasilkan setiap transaksi dari perangkat telekomunikasi seperti sinyal radio dan performa perangkatnya. Olah data tersebut dilakukan mereka untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggannya. Berdasarkan laporan mereka analisa big data ini dapat mengurangi biaya investasi lebih dari setengah belanja modal mereka jika dibendingkan dengan analisa menggunakan teknologi yang konvensional. Selain mengefisienkan nilai transaksi (belanja) pemanfaatan teknologi big data juga dapat mengefisienkan segi waktu.

 

Yang terakhir, pengalaman pemanfaatan big data ditunjukkan oleh perusahaan “raksasa” google. Secara kasat mata perusahaan ini memang bersumber dari banyak data, dari layanan yang diberikan berupa mesin pencari, serta variasi tipe data baik dari data text biasa sampai dengan data multimedia, dari database video yang “tersimpan” pada layanan youtubenya. Salah satu hasil olahan yang dilakukan “dikemas” menjadi produk layanan yang dikenal dengan “google now” dimana dengan memanfaatkan produk ini data yang disajikan berupa timeline dengan tampilan data berupa text, gambar sampai dalam bentuk video. Semua hasil yang disajikan adalah hasil olahan dari rekam jejak data pengguna mereka (mungkin kita salah satu yang juga ikut berkontribusi karena seringnya menggunakan aplikasi “mbah google” ini). Rekam jejak tersebut dioleh sedemikian rupa sehingga menjadi tawaran produk yang disajikan mereka. Selain itu, dalam melakukan strategi bisnisnya, perusahaan ini memanfaatkan data yang dimiliki untuk diolah menggunakan konsep big data salah satunya digunakan untuk mengisarkan pertumbuhan bisnisnya ke depan.

Secara teknologi, perusahaan ini sampai menyiapkan atau lebih tepatnya menciptakan “Google File System (GFS)” yang digunaan sebagai pusat penyimpanan data yang secara fisik sebenarnya diimplementasikan secara terdistribusi pada ribuan computer yang tersebar. Selanjutnya data tersebut akan diproses dengan teknologi pengolahan data (MapReduce) dimana teknologi ini memeiliki kemampuan mengolah data yang tersimpan di GFS secara parallel maupun independen. Dari penejelasan tersebut maka tampak jelas komitmen mereka dalam pengolahan data yang memang masuk kategori Big sehingga layanan hasil olahan tersebut benar-benar dapat dirasakan siapa saja untuk saat ini. Namun sekali lagi itu semua karena adanya konsep (teknologi) big data.

 

 

Konsep “Data Lake” dalam Big Data

 

Kita sudah mengetahui tentang konsep Big Data yaitu pengolahan sumber data yang cukup besar (banyak) dilihat dari segi volume, variasi dan velocity (pergerakan dalam hitungan waktu). Cukup mudah untuk dibayangkan bahwa dalam pemrosesan big data tersebut akan menimbulkan effort yang lumayan, namun muncul pertanyaan berikut adalah bagaimana caranya jika semua pihak ingin melakukan akses ke big data tersebut. Kebutuhan data yang ingin digunakan mulai dari elemen data itu sendiri berikut riwayat data pendukung namun mungkin saja data yang diperlukan tidak dapat ditemukan dalam sumber data (source atau kantung data yang diakses dan mungkin ada namun berbeda kantung data).

Para praktisi teknologi informasi khususnya yang berkecimpung di bidang olah data membuat konsep (istilah) “Data Lake” guna menyelesaikan kasus di atas. Konsep ini secara prinsip membuat sebuah teknologi memiliki kemampuan melakukan proses olah data yang sangat besar pada suatu sistem cluster. Teknologi ini dirancang untuk pengembangan scale out dari satu mesin ke ribuan mesin yang tersebar.

Data lake juga dibuat untuk mendukung data discovery (untuk menemukan data tertentu), analisis, investigasi ad hoc dan pelaporan. Penemuan data diperlukan karena pada implementasinya cukup banyak data digunakan oleh pengguna data tersebut sehingga terjadi kemungkinan data yang sama digunakan oleh pengguna yang banyak sehingga perlu adanya “catatan” tentang data tersebut digunakan oleh siapa saja (data disalin oleh siapa saja).

Catatan khusus, data lake ini harus didukung (dilengkapi) dengan manajemen dan tata kelola yang baik sehingga pada dasarnya data ini dapat menghasilkan analisis bisnis dan proses pengambilan keputusan bagi perusahaan.

Dampak pengelolaan dari data lake meliputi dua hal yaitu, jika data lake tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi “data swamp” sebaliknya, jika dikelola dengan baik akan menjadi “data reservoir”.

 

 

 




Efektivitas Gelar

Dewasa ini pendidikan semakin berkembang dan manfaat ilmu pengetahuan juga semakin dirasakan oleh manusia.  Untuk menyongsong peradaban baru yang membutuhkan penguasaan pengetahuan yang lebih luas, orang pun senantiasa suka belajar supaya “mumpuni” dan meraih banyak gelar.  Yang menjadi pertanyaan usil saya, betulkah orang yang sudah banyak gelar itu betulan pintar ?  Kali ini saya hanya mencoba menelaah pertanyaan tersebut dari sudut pandang saya yang berlatar belakang sarjana ekonomi jurusan akuntansi – notabene ilmu sosial.  Namun, untuk mengkaji itu sebelumnya sedikit akan saya ceritakan sekilas sosok akuntansi dalam rumpun pendidikan ekonomi di Indonesia.  Apa yang saya kemukakan belum tentu 100% benar sebab sebatas mengandalkan daya ingat – maklum. saya lahir di Orde Lama, besar di Orde Baru, uzur di Era MEA.

Dulu dalam pembukuan perusahaan dikenal Tata Buku – Bon A, Bon B yang dianggap tinggalan Belanda dan ini lumrah karena data sejarah menyebutkan negeri kita dijajah Belanda sekitar tiga setengah abad (untuk akuratnya Walahuallam !).  Akuntansi mulai hadir di Indonesia saat Orde Baru berkuasa.   Para akuntan Indonesia kala itu lebih berkiblat kepada akuntansi Amerika ketimbang Eropa.  Argumentasinya karena akuntansi Amerika dianggap lebih maju daripada Eropa sebab Akuntansi Amerika disusun oleh profesi, sedang akuntansi Eropa yang dipelopori oleh Jerman, Inggris dan Perancis  disusun oleh negara.  Kala itu diasumsikan yang disusun oleh profesi lebih bagus dan profesional karena lebih obyektif sedang yang disusun oleh negara lebih lemah tersirat intrik.

Dengan berlalunya waktu lahirlah Eropa bersatu terutama yang menyangkut denominator moneter yakni Euro.  Kendati awalnya lemah namun lambat laun nilai tukarnya semakin menguat terhadap dollar Amerika.  Realitas itu menstimulus harmonisasi akuntansi eropa dengan lahirnya International Financial Reporting Standard (IFRS).  Jepang sebagai negeri Asia yang kuat secara ekonomi meneguhkan lebih mengakomodir IFRS ketimbang Financial Accounting Standard Board (FASB) produk akuntan Amerika.  Di samping itu terjadinya skandal Enron kian meruntuhkan dominasi akuntansi versi Amerika.  AS merupakan negeri yang tahu diri dan di benaknya fakta menunjukkan Eropa dan Jepang memang sudah maju dan untuk itu lebih bijak berteman akrab ketimbang bermusuhan, oleh sebab itu AS pun akhirnya mengakomodir IFRS.  Indonesia yang sepenuhnya waras pada akhirnya juga mengakomodir IFRS.

Kembali lagi ke isu utama yakni gelar, betulkah gelar mencerminkan “kompetensi” seseorang?  Tempo hari saya berkenalan dengan akuntan yang kebetulan aktif di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).  Namanya sebut saja Autan.  Sewaktu saya bertukar kartu nama tertera jelas atribut yang menyertainya tertulis:

M. Autan, DR., SE., MM., MKn., MEcDev., MSi., Ak., CA., CPA., CTA., CLA

Salahkah yang bersangkutan mencantumkan gelar sebanyak itu ? Setelah saya merenung dalam, hemat saya itu boleh dan sah-sah saja.  Toh nama dan atribut tersebut bukan obyek pajak !  Namun otak usil saya kembali mencuat, kira-kira jika Autan dibandingkan Steve Jobb atau Einstein atau Robert N. Anthony atau Kenneth A. Merchant atau Nurcholis Majid atau Gus Dur atau MH Ainun Najib atau Mahatma Gandhi atau Mohammad Hatta atau Wahyudi Prakarsa atau Newton atau Benjamin Franklin atau Margareth Thacher atau Basuki Cahaya Purnama alias Ahok mana yang lebih mumpuni ??? Yang pasti setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi di jalur mainstream yang sejati dipastikan tidak membutuhkan sosok orang yang lihai atau doyan menerakan BANYAK atribut gelar di sekitar namanya.  Saatnyalah setiap insan paham bahwa nilai-nilai luhur dan kompetensi diri bukan tercermin dari pajangan gelar, namun kecerdasan memposisikan talentanya di alam fana nan baka !

Semoga para penyandang gelar semakin pintar mencantumkan gelarnya sehingga tidak mengundang tanya orang-orang Asia Tenggara yang berkenalan dan berteman dengan kita.  Sebab kini Era MEA kan yang dapat diplesetkan kepanjangannya menjadi Mbok Eling Allah yang tak memproklamirkan asmaNya dengan macam-macam gelar….

 




Adanya Perbedaan dalam Menyikapi haramnya Bay al inah

Definisi Bay Al Inah Secara Teknis

The selling of an asset with a mark up price on deferred payment, by the “nawaitu” or intention to sell the certain assetes which is the same one of the asset to the debtor with lower cash price, which is meant to settle Opinion of his debt.

Penjualan aset dengan mark up harga pada pembayaran yang ditangguhkan, dengan maksud untuk menjual aset yang sama kepada debitur dengan harga tunai yang lebih rendah, yang dimaksudkan untuk menyelesaikan  utangnya.

Sekedar ilustrasi sebagai berikut :

Mula – mula Pihak Bank misalkan menjual sepeda montor dengan cicilan seharga Rp.10 juta(dicicil per bulan Rp.1juta dalam waktu 10 bulan) ke si A (Adul), kemudian oleh si Adul motor yang sama dijual lagi ke Bank seharga Rp. 8 juta, maka Adul dapat Rp 8juta cash tetapi Adul mesti bayar cicilan per bulan Rp 1 juta dalam tempo misalkan 10 bulan. Sebagai konsekuensi dari transaksi pertama A memang harus membayar cicilan tersebut perbulan Rp 1juta dalam tempo 10X 1bulan. Dalam hal ini Rp 8 juta sudah ada di tangan A, karena sebetulnya A tidak butuh motor tetapi A butuh duit. Jadi dengan duit cash Rp 8juta A ternyata harus mencicil Rp 1juta dalam tempoh 10 bulan.

Perbedaan dari Sudut Pandang Alim Ulama

The Opinion of Muslim scholars: Their opinion of that such a sale is permissible, because  based on analogy, the contract is just like to other sale and purchase contracts i.e.  that transfer of  ownership of the underlaying assets is taken place.  The majority of scholars view that such of akad of that kind of sale is forbidden. They are The Scholars of Al Imam Hanafi Fiqih Mazhab,  Imam Maliki Fiqih Mazhab, Imam Ahmad ibnu Hanbal Fiqih Mazhab, and some Shafi’is. According to the opinion of such scholars just like Imam Shafi’i,Imam Abu Dawud, Imam Abu Yusuf, and Imam Abu Thurmudzi are scholars of the view that this contract of sale is not contrary to Shariah principles.

Condition of Bay’ Al-’Inah

Dewan Peansihat Shariah dari Bank Negara Malaysia  resolved that bay’ al-inah is still necessary in Malaysian context. However market players are required to strengthen and enhance all of their operational processes and documentations to comply with the features of bay’ al-inah permitted.

Bay’ al-inah is permissible if those such conditions are followed:

The Akad of the transaction of bay’ al-’inah has to strictly follow the mechanism which is accepted by the Shafie school The transacted item must not a ribawi item. The buyer must receive (take possession) the good before selling it back to the original seller.

Opinion of Scholars (Pandangan Alim Ulama terhadap Bay Al-‘inah).

Scholars are divided into two group:

  1. Those that prohibit, Majority of the scholar including Hanafi, Maliki and Hanbali prohibit al-’inah transaction The same result adopted by the Shariah council of AAOIFI and majority of Shariah Advisory Council in Malaysia and Brunei
  2. Those that permit  Includes Imam Shafie and supported by Ibn Hazm and application Shariah Advisory Council of Bank Negara Malaysia

Justification of Those That Prohibit

It is hilah to riba definition

The underlying issue on bay’ al-inah is the difference between the muqtada al-’aqd and the actual motive of the contracting parties, whether to have a real contract of sale or as hilah for liquidity or monetary purposes. The polemic in the issue of permissibility of bay’ al-inah is the status of hilah. As far as hilah is deemed as demeaning the religion, bay’ al-inah will not be acceptable. However, if hilah is regarded as a mode to solve problems (makhraj) that is much needed by the people, bay’ al-inah transaction may be acceptable.

Justification of Those That Permit

Shafii approved bay’ al-’inah as financing mode.  A sale which is followed by a subsequent sale but without any intention to have al-’inah arrangement. Al-’Inah that involves two contracts of sale in which the price of each contract (either cash or deferred) is similar to the other. Al-’Inah which is concluded on an asset with a gap of time between the two contracts, the purchase and sale contracts. Al-’Inah which is concluded on an asset which has changed in certain aspect.

Bay’ al-inah has been used to construct numerous  financing product offered by the bank in Malaysia: Personnel financing Working Capital Financing:  Istisna’ between 2 parties,  BBA financing products, Islamic credit card, Sukuk Murabahah, Islamic Overdraft, Murabahah Trade Financing.




10 Pertanyaan Ujian Tertutup Disertasi

Pertanyaan:

  1. Coba saudara jelaskan dimana letak “kesyariahan” penelitian disertasi saudara?
  2. Bagaimana menurut saudara sesuatu riset atau penelitian dapat dikatakan syariah?
  3. Coba saudara jelaskan dimana letak keunggulan metodologi TSR dalam disertasi saudara?
  4. Dalam hasil pembahasan disertasi saudara pengaruh theta setelah screening process menjadi lebih kurang 3 kali lipat lebih besar, yaitu 63,54% dan 72,37% terhadap variabel log price dibanding pengaruh theta sebelum screening process terhadap variabel log price, yaitu 27,66% dan 23,67%, tetapi sebaliknya pengaruh theta setelah screening process menjadi berkurang menjadi hampir separuhnya yaitu dari 16,33% dan 16,79% terhadap variabel log vol dibanding theta sebelum screening process menjadi 8,56% dan 8,79%. Berdasarkan hasil tersebut apakah dapat dikatakan bahwa akibat adanya screening process pengaruh theta menjadi jauh lebih besar terhadap variabel log price dan menjadi lebih kecil terhadap variabel log vol?
  5. Tadi disebutkan dasar dari ayat Al Quran mengenai shuratic process dalam metodologi TSR, coba saudara tunjukkan dan jelaskan dimana letak shuratic process dalam pembahasa disertasi saudara!
  6. Coba saudara jelaskan bagaimana saudara menterjemahkan dari ayat alQuran sebagai dasar landasan syariah ke dalam bentuk angka-angka theta after and before screening process
  7. Coba saudara jelaskan kaitan antara TSR dan Screening process!
  8. Coba saudara jelaskan dimana letak perbedaannya antara syariah dan fiqih?
  9. Coba saudara jelaskan mengapa syariah harus ada keseragaman, jadi tidak mengenal batas negara atau pun batas waktu, sedangkan fiqih justru lebih dikenal dengan keragaman bukan keseragaman?
  10. Menurut saudara apa titik temu yang utama antara TSR Method dengan VAR Method?

Jawab:

  1. “Kesyariahan” penelitian disertasi saya yaitu saya mencoba melihat pengaruh fatwa DSN MUI terhadap Pasar Modal Indonesia tidak semata-mata dari methodologi yang bersifat konvensional saja yaitu hanya dengan menggunakan VAR Method saja tetapi juga menggunakan metodologi TSR.
  2. Sesuatu riset atau penelitian dapat dikatakan syariah jika data-data yang diteliti bersifat konvesional tetapi menggunakan metodologi syariah atau sebaliknya data-data syariah misalkan data-data saham JII tetapi diolah dengan menggunakan metode konvensional. Atau campuran dari keduanya yaitu data-data konvensional dan data syariah diolah secara metode konvensional dan syariah.
  3. Dengan metodolgi TSR dapat dilihat perbedaan besarnya pengaruh theta kaibat screening process dengan pengaruh theta sebelum screening process.
  4.  Dalam hasil pembahasan disertasi saya pengaruh theta setelah screening process menjadi lebih kurang 3 kali lipat lebih besar, yaitu 63,54% dan 72,37% terhadap variabel log price dibanding pengaruh theta sebelum screening process terhadap variabel log price, yaitu 27,66% dan 23,67%, tetapi sebaliknya pengaruh theta setelah screening process menjadi berkurang menjadi hampir separuhnya yaitu dari 16,33% dan 16,79% terhadap variabel log vol dibanding theta sebelum screening process menjadi 8,56% dan 8,79%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa akibat adanya screening process pengaruh theta menjadi jauh lebih besar terhadap variabel log price dan menjadi lebih kecil terhadap variabel log vol.
  5. Letak shuratic process dalam pembahasan penelitian disertasi saya yaitu dalam penelitian ini dicoba untuk diteliti seberapa besar adanya perbedaan pengaruh variabel theta setelah screening process dengan sebelum screening process dimana di dalam proses screening itu sendiri adanya proses menentukan sesuatu saham masuk saham syariah atau bukan dari sekian banyak saham konvensional yang ada. Proses menscreening saham-saham yang ada oleh para pakar untuk dijadikan saham syariah untuk dimasukkan menjadi JII Index, dapat dikatakan merupakan suatu shuratic process dimana dalam disertasi ini didapat hasil temuan besarnya perbedaan antara variabel theta sebelum process screening dan theta setelah process screening dan perbedaan pengaruhnya terhadap variabel kinerja pasar modal Indonesia yaitu terhadap variabel log price dan log vol dari IHSG.
  6. Ayat Al Quran diterjemahkan yang sebagai dasar landasan syariah ke dalam bentuk angka-angka theta after and before screening process, yaitu ayat mengenai musyawarah dimana dalam musyawarah terjadi IIE Process yaitu terjadi Interaksi antar Pakar (misalnya dalam DSN-MUI) kemudian terjadi Integrasi dan juga terjadi proses perubahan (evolusi). Dalam hal ini angka IHSG sebagai theta sebelum screening process dan JII diproxy sebagai theta setelah screening process.
  7. Kaitan antara TSR dan Screening process, dalam TSR atau Tauhid String Relation yaitu secara garis besarnya adalah bagaimana menerapkan konsep Tauhid atau konsep ketuhanan dalam setiap aspek kehidupan dalam konteks penelitian disertasi ini dicoba dimasukkan unsur-unsur kesyariahan dalam hal ini yang menjadi obyeknya adalah pasar modal Indonesia dimana komponen utama pasar modal Indonesia adalah saham yang ada dalam IHSG dan saham-saham tersebut untuk dipilih menjadi saham-saham yang merupakan komponen dari JII mengalami screening process.
  8. Perbedaan antara syariah dan fiqih yaitu Syariah bersifat mutlak(absolut), universal dan abadi, sedangkan fiqih bersifat belum tentu bersifat absolut, belum tentu bersifat universal dan belum tentu bersifat tetap atau abadi.
  9. Mengapa syariah harus ada keseragaman, jadi tidak mengenal batas negara atau pun batas waktu, karena sebagai contoh sholat, sholat yang 5 waktu diwajibkan atas semua ummat Islam dimana pun dia berada, tetapi ketika bagaimana sholat tata cara mengenai waktu sholat yang betul di tiap-tiap tempat tidak bisa sama waktu-waktunya.
  10. Titik temu yang utama antara TSR Method dengan VAR Method sama-sama tidak ada variabel yang bersifat betul-betul merupakan variabel bebas yang bersifat absolut, dalam kedua metode semua variabel menjadi variabel bebas dan terikat (dalam proses pengolahannya secara bergantian). Dalam konsep TSR dikenal ada yang namanya circular causation, dan dalam TSR satunya variabel yang bersifat bebas absolut yaitu Allah Subhaanahu wata’ala, jadi semua variabel yang menjadi obyek penelitian bersifat makhluk (tidak bersifat bebas).